Y O U R....V I S I O N....I S....O U R....M I S S I O N

Tuesday, July 3, 2007

UCP 600 Tekan Discrepancy LC

SURABAYA(SINDO) – Pemberlakuan Uniform Customs Practice for Documentary Credit (UCP) 600, 1 Juli mendatang, diyakini akan menurunkan angka discrepancy (penolakan) dokumen pada penyerahan pertama terkait LC (Letter of Credit) yang diajukan para eksportir kepada bank.

Hal itu diutarakan anggota Consulting Group International Chambers of Commerce Paris perwakilan Indonesia Saul Daniel Rumeser di Surabaya, kemarin. Penurunan ini bisa terjadi karena UCP 600 lebih menekankan doktrin substantial compliance, berbeda dengan UCP 500 yang lebih menganut strict compliance. Melansir data International Chambers of Commerce Paris, saat ini sekitar 70% dokumen perdagangan internasional mengalami penolakan pada penyerahan pertama di berbagai level hanya karena salah ketik atau salah ejaan.

”Jalan ditulis Jl. Itu bisa jadi masalah di UCP 500.Nah,dengan UCP 600, hal ini bisa dieliminasi, termasuk di perbankan terkait LC-nya,” ungkap Saul. Namun, dia belum bisa memprediksi angka penurunan yang bisa terjadi nantinya. Selain itu, UCP 600 juga akan mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk pelayanan dokumen yang ada. Sebab, UCP 600 hanya memperkenankan waktu pemeriksaan selama lima hari kerja, lebih pendek dari UCP 500 yang memberi kelonggaran hingga tujuh hari. ”Ini akan menolong cashflow para eksportir,” katanya. Hal ini dibenarkan Senior Vice President Central Operations Group Bank Mandiri Basu Vitri Manugrahani.

Dengan penguasaan UCP 600 oleh para eksportir, dia yakin pelayanan LC juga akan lebih baik sehingga dispute antarpihak bisa diperkecil. Tanpa merinci besarannya, peningkatan LC tentu saja berhubungan dengan fee based income- nya yang berupa biaya provisi dan selisih kurs. ”Artinya, bila jumlah LC meningkat, otomatis kedua pendapatan juga akan meningkat,” ucapnya. Tahun lalu,Bank Mandiri melayani LC sebesar USD3,6 miliar dari sekitar 600 pengusaha ekspor, turun dari 2005 yang mencapai USD5,1 miliar.

Menurutnya, hal ini terkait penurunan kinerja ekspor para pengusaha di Indonesia. Di Jatim sendiri, pada 2006 lalu Bank Mandiri melayani LC sebesar USD500 juta dari sekitar 225 nasabah aktif. Angka ini sekitar 10% dari layanan LC seluruh bank yang beroperasi di Jatim yang mencapai USD5 miliar. Ketua Gabungan Pengusaha Eksportir Indonesia (GPEI) Jatim Isdarmawan Asrikan mengatakan, telah mengetahui rencana pemberlakuan UCP 600. (dili eyato/yunice aprily).

Indonesia's Gross Domestic Product Up by 6.0 Percent

Jakarta (ANTARA News) - Indonesia`s gross domestic product (GDP) increased by 6.0 percent in the first quarter of 2006 compared to the same period of 2006, contributing to substantial growth to the processing industrial sector.

"This indicates that the processing industrial sector has recorded a rapid growth of the Indonesian economy," a Deputy for economic statistics of the Central Bureau of Statistics (BPS), Pietojo, said here on Monday.

In the BPS report it was said that in the first quarter of 2007 compared to the corresponding period of 2006, all sectors recorded a rise except the agriculture sector which underwent a minus 0.5 percent growth, recording a minus 0.1 percent of its contribution to the GDP growth.