Y O U R....V I S I O N....I S....O U R....M I S S I O N

Thursday, December 24, 2009

KNOWING YOUR CUSTOMER (KYC)

Istilah di atas bagi kita tentunya bukan asing lagi. Sejak “National Sales Meeting” Ambarawa 2005 sikap preventif dan kehati-hatian dengan mengetahui siapa pelanggan kita sudah disampaikan manajemen kepada peserta rapat yang merupakan wakil dari divisi atau cabangnya sebagai bagian dari pengelolaan resiko (risk management) bagi bisnis di lingkungan Iska group.

Sikap preventif itu kembali ditekankan oleh Bapak Iskandar Zulkarnain dalam kata pembukaan pelaksanaan Rapat Tinjauan Manajemen IX (RTM-IX) FPS Indonesia yang berlangsung pada 21 -22 Desember 2009 yang lalu. Rapat yang diselenggarakan di gedung baru, Graha Iska 165, Jl. Pramuka, Jakarta itu diikuti oleh 13 kepala cabang beserta tim manajemen pusat.

A/R yang “Menghantui”

Apa yang disampaikan Pak Is itu tentu saja sangat beralasan. Selain porsi piutang yang lebih dari 60 hari rata-rata secara nasional berkisar antara 28% - 30%, dan proses penagihan yang menyita banyak waktu, serta dari pembicaraan kecil dengan beberapa kepala cabang bahwa A/R yang outstanding khususnya yang terlalu lama itu bagaikan “hantu” yang cukup mengganggu pelaksanaan pekerjaan khususnya dalam mengejar target-target yang telah ditetapkan.

Lebih dari itu, porsi 28% - 30% itu akan sangat beresiko mengingat rata-rata margin jual kita, sebagaimana kita ketahui, berkisar antara 10% - 30%. Bahkan jika kita bicara produk LCL resiko ini bertambah-tambah lagi karena untuk beberapa destinasi harga jual LCL ini bahkan negatif. Cobalah ilustrasikan, sekiranya 30% piutang itu tidak tertagih maka tidak saja terjadi “ketiadaan nilai tambah” tapi juga cash-flow bakal terganggu bahkan modal kerja bakal tergerogoti.

Untuk meminimalkan potensi kerugian yang mungkin terjadi itu tentu saja dibutuhkan kerja tim yang saling bersinergi. Untuk mencapai sinergi tersebut bisa saja setiap cabang membuat dan menetapkan target / sasaran (objectives) tidak saja bagi para marketing tapi juga untuk mereka yang berada dalam team support.

Prinsip 5 C

Sekedar mengingatkan, dan bisa juga sebagai “persyaratan” tambahan dalam mempertimbangkan bisa tidaknya kredit / pembayaran tempo bisa diberikan atau berapa lama outstanding dapat ditolerir terhadap customer tertentu adalah yang kita kenal sebagai 5 C, yaitu :

- character (karakter, kepribadian atau integritas pengutang),

- capital (modal),

- collateral (jaminan),

- capacity (kapasitas usaha), dan

- condition (kondisi usaha dan ekonomi).

Untuk capital dan collateral, jika ada dan berupa barang tak bergerak periksalah apakah barang itu sudah dijaminkan kepada pihak lain (misalnya bank) atau tidak. Menanyakan bank yang menjadi relasi bisnisnya yang nanti dijadikan bahan untuk pemeriksaan silang (cross check) perlu dilakukan. Kapasitas dan kondisi usaha bisa juga dipandang sebagai jaminan. Semakin besar usaha yang dijalankan dan semakin baik pengelolaannya akan memberikan keyakinan kepada kita akan kemampuan membayar dari customer tersebut.

SDM yang Kompeten

Selain penegasan kembali tentang perlunya mengetahui profile dari customer yang kita tangani, pada kesempatan RTM itu juga ditekankan perlunya SDM yang kompeten secara internal. Hal ini terutama dikaitkan dengan akan diberlakukannya perdagangan bebas di tahun-tahun mendatang pada umumnya serta FTA (free trade agreement / perjanjian perdagangan bebas) antara ASEAN dengan China pada 1 Januari 2010 khususnya di mana dimungkinkan persaingan bisnis di segala jenis akan semakin sengit termasuk bisnis freight forwarding. Tanpa SDM yang kompeten di segala lini secara internal, kita akan tergilas oleh persaingan di luar.

“Better than Before”

Berkenaan dengan sudah lengkapnya kepindahan seluruh divisi dan business unit di lingkungan Iska Group di gedung yang baru yang berbarengan dengan pergantian tahun baru Hijriyah menempatkan harapan di tahun 2010 demikian optimistik dicanangkan. Realisasi pencanangan itu antara lain berbentuk penetapan penggolongan cabang-cabang menjadi 3 kategori, yaitu A, B dan C.

Cabang-cabang utama (Surabaya dan Jakarta) digolongkan sebagai cabang dengan kategori A, cabang menengah (Semarang, Denpasar, Bandung, dan Cikarang) digolongkan sebagai cabang berkategori B, dan sisanya (Cirebon, Jepara, Solo, Yogya, Tangerang, dan Medan) adalah cabang-cabang dengan kategori C. Ketiganya memiliki target sesuai dengan kategorinya masing-masing.

Ketiga kategori ini tentu saja diinspirasi oleh peristiwa hijrah itu sendiri agar kita tidak merugi apalagi “bangkrut” sebagaimana Hadits Nabi SAW yang kira-kira bunyinya :

“Apakah kalian tahu apa artinya untung, rugi, dan bangkrut itu?

Orang-orang yang beruntung adalah mereka yang di hari ini lebih baik dari kemarin. Mereka yang tidak lebih baik dari kemarin adalah orang-orang yang merugi. Sedangkan jika hari ini dirinya lebih buruk dari hari kemarin, maka mereka adalah orang-orang yang bangkrut.”

“Target” untuk menjadi beruntung, yaitu “Lebih Baik dari Sebelumnya (Better than Before)” itulah yang kali ini menjadi tema RTM yang merupakan bentuk pelaksanaan “kewajiban” improvement sebagaimana dipersyaratkan* oleh ISO 9001 sekaligus juga sebagai pelaksanaan “persyaratan*” agama sebagaimana Hadits Nabi tersebut di atas.

Semoga keberuntungan itu menaungi kita semua di lingkungan Iska Niaga Darma group ini di masa-masa mendatang. Amiiiin ...

(Jaeroni Setyadhi)


Catatan :

Persyaratan (requirement) dalam definisi ISO 9005 adalah kebutuhan atau harapan yang dinyatakan, yang secara umum diterapkan atau menjadi kewajiban (need or expectation that is stated, generally implied or obligatory).

Tuesday, December 15, 2009

FAMOUS PACIFIC SHIPPING RESTRUCTURES TOP MANAGEMENT

In Macau, at the 2009 Annual General Meeting of the Famous Pacific Shipping Group (FPS Group), delegates agreed to a restructuring of the Asia-based NVOCC and freight forwarding network’s senior management team.

Hong Kong, Hong Kong S.A.R., December 10, 2009 --(PR.com)-- The previous constitution of the FPS Group has been re-written and the Group Executive Committee has been replaced by a newly elected Advisory Board to provide governance to the Group.

The new Board is chaired by Kettivit Sittisoontornwong, FPS Logistics (Thailand), who is joined by Michele Dougal, FPS Brisbane; Jens-Ole Holmager, Team Freight Denmark; Gihan Nanayakkara, FPS Sri Lanka; and, Alfred Steinen, FS Mackenzie UK.

This year’s AGM started on a rousing note. Determined to project an up-beat message to staff, clients and the competition, FPS Group members who had gathered in Macau, began the four-day event with a rendition of the classic Queen song We Are The Champions with lyrics reflecting FPS’ core business of freight handling.

The event’s opening evening cocktail party was graced by the presence of senior managers from 18 of the world’s largest container shipping companies.

In addition to agreeing the transformation of the Group’s leadership from an Executive Committee to an Advisory Board, new member companies of the FPS network were welcomed at the AGM, which also provided invaluable networking opportunities.

The AGM, being held 10 years after the inaugural meeting of the network in Rotterdam in 1999, saw many new agents who have joined the Group in the last year introduce themselves. These included new general agents from the Czech Republic, Slovenia, Canada, Spain, UAE and Germany. This brings membership of the Group up to 70 companies from 51 countries.

Some 125 participants travelled to Macau to take part in one of the highlights of the four-day event: one-to-one meetings between member companies of the FPS Group. This year, 1,531 individual meetings were organised, an incredible increase on the 600 held in 2006; 645 in 2007 and 1,325 in 2008.

Delegates were informed that the 2010 AGM is to be hosted in Dalian, China by FPS Dalian.

Members heard the out-going Executive Committee chairman, Iskandar Zulkarnain from PT FPS Indonesia, stepping down after two and a half years at the head of the Committee, paint an upbeat picture of prospects for 2010.

Concluding his review, which included welcoming the new Advisory Board, Mr Zulkarnain demonstrated the spirit that is helping the Group survive the downturn: “We cannot control the wind but we can adjust the sail,” he said.


http://www.pr.com/press-release/198233

Monday, December 7, 2009

TARIF LOCAL FORWARDING DISEPAKATI

Pelanggar batas atas kena sanksi

Jumat, 04/12/2009

JAKARTA: Pelaku usaha di Pelabuhan Tanjung Priok akhirnya menyepakati batas atas biaya lokal jasa pengurusan transportasi (forwarding local charge) di pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.

Sekretaris Ditjen Perhubungan Laut Departemen Perhubungan Bobby R. Mamahit mengatakan kesepakatan itu mencakup penetapan lima komponen forwarding impor dan tiga komponen forwarding ekspor.

Lima komponen impor terdiri dari biaya container freight station (CFS), biaya delivery order (DO), biaya agen, biaya dokumen, dan biaya administrasi. Adapun, komponen ekspor mencakup biaya CFS, biaya pengapalan, dan biaya bill of lading (B/L).

"Kesepakatan itu dibuat berlaku 6 bulan dan efektif mulai 1 Januari 2010," katanya seusai pertemuan dengan pengguna dan penyedia jasa pengurusan transportasi Pelabuhan Tanjung Priok kemarin.

Kesepakatan itu dibuat oleh Gabungan Forwarder, Penyedia Jasa Logistik, dan Ekspedisi Seluruh Indonesia (Gafeksi) DKI Jaya mewakili penyedia jasa dengan pengguna jasa yang terdiri dari Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI), Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI), dan Ikatan Eksportir Importir Indonesia (IEI).

Bobby menjelaskan kesepakatan itu segera ditetapkan dalam keputusan Dirjen Perhubungan Laut Dephub dalam beberapa hari ke depan untuk memberikan kepastian hukum bagi pelaku usaha.

"Kesepakatan ini merupakan upaya bersama mendapatkan kepastian bagi pengguna jasa pelabuhan mengenai komponen dan besaran tarif batas atas biaya lokal jasa pengurusan transportasi," paparnya.


Kena sanksi

Dia menegaskan jika penyedia dan pengguna jasa melanggar kesepakatan itu, pihaknya akan mengenakan sanksi yang akan diatur dalam keputusan Dirjen Perhubungan Laut.

"Secara teknis akan ada sanksi yang akan kami atur dengan pelaksana sanksi oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta," tutur Bobby.

Kepala Bidang Transportasi Laut dan Udara Dinas Perhubungan DKI Jakarta Turipno menegaskan pihaknya siap mengeluarkan sanksi jika penyedia dan pengguna jasa melanggar kesepakatan bersama itu.

"Izin forwarder kami yang mengeluarkan maka sanksi kami pelaksananya," katanya.

Ketua DPP IEI Amalia Achyar mengatakan pihaknya menerima kesepakatan bersama itu kendati besaran biaya lokal forwarding masih terlalu tinggi.

"Sebetulnya masih tinggi tetapi reasonable sehingga kami terima, toh nanti ada evaluasi per 6 bulan," ujarnya.

Dia mengharapkan pemerintah berani menertibkan forwarder nakal yang memungut biaya lokal jasa pengurusan transportasi melebihi tarif batas atas yang ditetapkan bersama.

"Selama ini kesepakatan bersama tarif selalu tidak berjalan efektif karena banyak forwarder baru yang tidak masuk dalam Gafeksi. Prinsipnya kami menginginkan ada kepastian hukum dan kepastian tarif," tutur Amalia.

Sementara itu, Wakil Ketua DPW Gafeksi DKI Jakarta Alfansuri menegaskan pihaknya menjamin kesepakatan itu akan diikuti oleh seluruh forwarder di Pelabuhan Tanjung Priok.

"Kami sudah rapat internal dan bertemu dengan forwarder nonanggota yang mendelegasikan kesepakatan dengan pengguna jasa kepada kami," tutur Alfansuri.

Dia menuturkan pihaknya akan menyampaikan kesepakatan bersama kepada seluruh forwarder di Pelabuhan Tanjung Priok baik anggota Gafeksi maupun non-Gafeksi.

Dia menegaskan pihaknya ingin melaksanakan kesepakatan bersama itu agar keberlangsungan usaha dapat terjamin. "Yang jelas, kalau pengguna jasa mati, kami sebagai penyedia jasa juga mati." (hendra.wibawa@bisnis.co.id)



Oleh Hendra Wibawa
Bisnis Indonesia

bisnis.com

URL : http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-harian/transportasi-logistik/1id149786.html

PEMERINTAH DIDESAK BENTUK DEWAN LOGISTIK

Sabtu, 28 Nopember 2009

JAKARTA (Suara Karya): Gabungan Forwader dan Ekspedisi Indonesia (Gafeksi) mendesak pemerintah segera membentuk Dewan Logistik Nasional (DLN), sekaligus menetapkan payung hukumnya. Saat ini, bisnis logistik harus mengikuti aturan dari sejumlah departemen/kementerian yang berbeda-beda sehingga hanya menimbulkan ekonomi biaya tinggi bagi pengusaha.

Ketua Umum Gafeksi Iskandar Zulkarnaen menyebutkan, selain membentuk DLN, para pelaku bisnis di bidang logistik juga berharap adanya keinginan kuat dari pemerintah dengan menetapkan cetak biru. Ini dilakukan guna menekan beban biaya pengiriman barang yang mencapai 25 persen dari produk domestik bruto (PDB) atau sekitar Rp 300 triliun.

Menurut dia, pengusaha logistik membutuhkan kejelasan regulasi dari pemerintah. Untuk itu, pemerintah harus segera membentuk DLN yang menyinkronisasikan peraturan-peraturan mengenai logistik dari sejumlah instansi pemerintahan. Nantinya, DLN harus diisi dari kalangan profesional, akademisi, dan perwakilan dari Departemen Perdagangan, Departemen Perhubungan, Ditjen Bea dan Cukai, Departemen Pekerjaan Umum, Bappenas, serta Kadin Indonesia.

"Sekarang saja sudah banyak perusahaan angkutan darat, terutama di Batam, yang hampir mati. Ini karena truk-truk dari negara lain juga mengangkut barang di sana," katanya di Jakarta, kemarin (25/11), usai pembukaan acara "Indonesia Supply Chain and Logistic Conference 2009".

Keinginan soal kejelasan payung hukum ini juga diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Masita. Menurut dia, biaya angkutan yang tinggi berpengaruh pada harga jual suatu barang/jasa di pasaran.

Jika pengelolaan logistik dilakukan secara benar dan terarah, maka dapat menekan biaya menjadi hanya 18 persen dari PDB. Mengingat dalam kondisi kisruh, maka diperlukan adanya pembenahan secara menyeluruh dan revolusi regulasi bidang logistik. Ini dilakukan juga sebagai persiapan untuk menghadapi pasar bebas pada 2012 mendatang.

"Kita harus melakukan revolusi di bidang logistik agar tidak tertinggal dengan negara lain. Di Thailand biaya logistik hanya 16 persen dari PDB, sementara di AS hanya 10 persen. Pemerintah harus cepat mengesahkan cetak biru logistik karena sudah selesai dibahas sejak tahun lalu, dan saat ini berada di Menko Perekonomian," katanya.

Zaldy menjelaskan, pengesahan cetak biru logistik juga untuk mengantisipasi terbitnya peraturan pemerintah (PP) atau undang-undang baru yang bersinggungan dengan sektor logistik. (Syamsuri S)



http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=240906

Monday, November 23, 2009

PANDUAN MEMILIH FORWARDER BERKELAS

Posted by admin in Perdagangan on 04 3rd, 2009 | no responses

Bagi kita para ekportir, keberadaan perusahaan forwarder sangat penting sekali dalam keberlansungan bisnis yang dijalani. banyak sekali perusahaan Forwarder yang ada, oleh karena itu tentunya kita akan menjalin kerjasama yang baik dengan forwarder, oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu di perhatikan sebelum kita memiih forwarder.

Berikut ini adalah sejumlah panduan memilih forwarder :

1. Pastikan performa perusahaan tersebut memiliki pengalaman forwarding.
2. Lakukan pengecekan keanggotaan pada asosiasi profesi sebagai referensi dan jalinan kerjasama.
3. Pilih forwarder yang berpengalaman pada ekpor yang dituju untuk menghindari traffic, legalitas dokumen dan kendala ekpor lainnya.
4. Pastikan pengalaman pada barang komoditas yang menjadi spesialisasi baginya, apakah hanya cenderung untuk barang elektronik, farmasi, chemical, dll.
5. Memiliki sumber daya manusia yang andal dan profesional.
6. Jangan tergiur harga atau tarif murah karena perang tarif jasa mengaburkan jaminan dokumen dan pengiriman barang sesuai keinginan customer. Selain itu perang tarif membuat forwarder terkadang hanya memproritaskan sisi kuantitas,volume ekpor (target tonase, kontainer) daripada sisi kualitas. ini perlu diperhatikan karena beberapa perusahaan forwarding tak lebih dari perusahaan subagen alias broker saja.
7. Pastikan perusahaan tersebut memiliki akses yang baik terhadap perusahaan pelayaran maupun penerbangan sebagai shipper.
8. Forwarder memberikan kepastian jaminan kepada pelanggan atas hambatan, pelanggaran, dan keberhasilan tranport ekpor, termasuk jaminan insurance dan legal document lainnya.
9. Nama besar forwarder umumnya karena lebih memiliki jaringan (network) luas, sementara tarif yang di tetapkan justru lebih mahal.
10. Cari informasi mengenai baik buruknya track record perusahaan forwarding tersebut.

Kira-kira seperti itu, semoga anda para ekportir dapat terbantu dengan ini.


http://www.petaniindonesia.com/2009/04/03/panduan-memilih-forwarder-berkelas/

Tuesday, October 27, 2009

FPS GROUP TO MEET IN MACAU FOR ITS ANNUAL GENERAL MEETING

Wednesday, September 02, 2009
---------------------------------------------------------------------------
Plans are being laid for this year’s Annual General Meeting (AGM) and Conference of the group’s member companies which is scheduled to take place in Macau between 25 and 29 October 2009.

The four-day event will provide attendees from around the world with an agenda of meetings, forums, one-to-one networking and social events, and a great opportunity to plan and shape the future growth of the FPS group, in regards to network expansion and service development.

The event gives opportunities for attendees to hear senior FPS executives report on the general performance of the group. Add to that the chance to meet fellow member companies from around the world and you have the recipe for a successful event.

It is anticipated that over 150 executives, representing group partners from around the world, will attend the conference.


http://www.fps-group.net/News.aspx?id=68

Monday, September 14, 2009

RAHASIA SEDEKAH

14 Nov 2008
Your webmaster search is: kisah sedekah

Kisah ini saya kutip dari blognya mas Ferdian, yang merupakan dialog Dialog antara Ust. Yusuf Mansur dengan Security POM Bensin. Semoga bermanfaat bagi pembaca, panjang ceritanya tapi kalau dibaca sampe selesai pasti mendapat manfaatnya.

Banyak yang mau berubah, tapi memilih jalan mundur. Andakah orangnya?

Satu hari saya jalan melintas di satu daerah. Tetidur di dalam mobil. Saat terbangun, ada tanda pom bensin sebentar lagi. Saya pesen ke supir saya: “Nanti di depan ke kiri ya”. “Masih banyak, Pak Ustadz”. Saya paham. Supir saya mengira saya pengen beli bensin. Padahal bukan.

Saya pengen pipis. Begitu berhenti dan keluar dari mobil, ada seorang sekuriti. “Pak Ustadz!”. Dari jauh ia melambai dan mendekati saya. Saya menghentikan langkah. Menunggu beliau. “Pak Ustadz, alhamdulillah nih bisa ketemu Pak Ustadz. Biasanya kan hanya melihat di TV saja.”. Saya senyum aja. Ga ke-geeran, insya Allah, he he he. “Saya ke toilet dulu ya”. “Nanti saya pengen ngobrol boleh Ustadz?” “Saya buru-buru loh. Tentang apaan sih?”. “Saya bosen jadi satpam Pak Ustadz”. Sejurus kemudian saya sadar, ini Allah pasti yang “berhentiin” saya.

Lagi enak-enak tidur di perjalanan, saya terbangun pengen pipis. Eh nemu pom bensin. Akhirnya ketemu sekuriti ini. Berarti barangkali saya kudu bicara dengan dia. Sekuriti ini barangkali “target operasi” dakwah hari ini. Bukan jadwal setelah ini. Begitu pikir saya. Saya katakan pada sekuriti yang mulia ini, “Ok, ntar habis dari toilet ya”.

***

“Jadi, pegimana? Bosen jadi satpam? Emangnya ga gajian?”, tanya saya membuka percakapan. Saya mencari warung kopi, untuk bicara-bicara dengan beliau ini. Alhamdulillah ini pom bensin bagus banget. Ada minimart nya yang dilengkapi fasilitas ngopi-ngopi ringan. “Gaji mah ada Ustadz. Tapi masa gini-gini aja?”
“Gini-gini aja itu, kalo ibadahnya gitu-gitu aja, ya emang udah begitu. Distel kayak apa juga, agak susah buat ngerubahnya”. “Wah, ustadz langsung nembak aja nih”. Saya meminta maaf kepada sekuriti ini umpama ada perkataan saya yang salah.

Tapi umumnya begitu lah manusia. Rizki mah mau banyak, tapi sama Allah ga mau mendekat. Rizki mah mau nambah, tapi ibadah dari dulu ya begitu-begitu saja. “Udah shalat ashar?” “Barusan Pak Ustadz. Soalnya kita kan tugas. Tugas juga kan ibadah, iya ga? Ya saya pikir sama saja”. “Oh, jadi ga apa-apa telat ya? Karena situ pikir kerja situ adalah juga ibadah?” Sekuriti itu senyum aja. Disebut jujur mengatakan itu, bisa ya bisa tidak. Artinya, sekuriti itu bisa benar-benar menganggap kerjaannya ibadah, tapi bisa juga ga. Cuma sebatas omongan doangan. Lagian, kalo nganggap kerjaan-kerjaan kita ibadah, apa yang kita lakukan di dunia ini juga ibadah, kalau kita niatkan sebagai ibadah.

Tapi, itu ada syaratnya. Apa syaratnya? Yakni kalau ibadah wajibnya, tetap nomor satu. Kalau ibadah wajibnya nomor tujuh belas, ya disebut bohong dah tuh kerjaan adalah ibadah. Misalnya lagi, kita niatkan usaha kita sebagai ibadah, boleh ga? Bagus malah. Bukan hanya boleh. Tapi kemudian kita menerima tamu sementara Allah datang. Artinya kita menerima tamu pas waktu shalat datang, dan kemudian kita abaikan shalat, kita abaikan Allah, maka yang demikian masihkah pantas disebut usaha kita adalah ibadah?

Apalagi kalau kemudian hasil kerjaan dan hasil usaha, buat Allah nya lebih sedikit ketimbang buat kebutuhan-kebutuhan kita. Kayaknya perlu dipikirin lagi tuh sebutan-sebutan ibadah. “Disebut barusan itu maksudnya jam setengah limaan ya? Saya kan baru jam 5 nih masuk ke pom bensin ini”, saya mengejar. “Ya, kurang lebih dah”. Saya mengingat diri saya dulu yang dikoreksi oleh seorang faqih, seorang ‘alim, bahwa shalat itu kudu tepat waktu. Di awal waktu. Tiada disebut perhatian sama Yang Memberi Rizki bila shalatnya tidak tepat waktu.

Aqimish shalaata lidzikrii, dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku. Lalu, kita bersantai-santai dalam mendirikan shalat. Entar-entaran. Itu kan jadi sama saja dengan mengentar-entarkan mengingat Allah. Maka lalu saya ingatkan sekuriti yang entahlah saya merasa he is the man yang Allah sedang berkenan mengubahnya dengan mempertemukan dia dengan saya. “Gini ya Kang. Kalo situ shalatnya jam setengah lima, memang untuk mengejar ketertinggalan dunia saja, jauh tuh. Butuh perjalanan satu setengah jam andai ashar ini kayak sekarang, jam tiga kurang dikit.

Bila dalam sehari semalam kita shalat telat terus, dan kemudian dikalikan sejak akil baligh, sejak diwajibkan shalat, kita telat terus, maka berapa jarak ketertinggalan kita tuh? 5x satu setengah jam, lalu dikali sekian hari dalam sebulan, dan sekian bulan dalam setahun, dan dikali lagi sekian tahun kita telat. Itu baru telat saja, belum kalo ketinggalan atau kelupaan, atau yang lebih bahayanya lagi kalau bener-benar lewat tuh shalat? Wuah, makin jauh saja mestinya kita dari senang”.

Mudah-mudahan sekuriti ini paham apa yang saya omongin. Dari raut mukanya, nampaknya ia paham. Mudah-mudahan demikian juga saudara-saudara ya? He he he. Belagu ya saya? Masa omongan cetek begini kudu nanya paham apa engga sama lawan bicara? Saya katakan pada dia. Jika dia alumni SMU, yang selama ini telat shalatnya, maka kawan-kawan selitingnya mah udah di mana, dia masih seperti diam di tempat. Bila seseorang membuka usaha, lalu ada lagi yang buka usaha, sementara yang satu usahanya maju, dan yang lainnya sempit usahanya, bisa jadi sebab ibadah yang satu itu bagus sedang yang lain tidak.

Dan saya mengingatkan kepada Anda sekalian untuk tidak menggunakan mata telanjang untuk mengukur kenapa si Fulan tidak shalat, dan cenderung jahat lalu hidupnya seperti penuh berkah? Sedang si Fulan yang satu yang rajin shalat dan banyak kebaikannya, lalu hidupnya susah. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan seperti ini cukup kompleks. Tapi bisa diurai satu-satu dengan bahasa-bahasa kita, bahasa-bahasa kehidupan yang cair dan dekat dengan fakta. Insya Allah ada waktunya pembahasan yang demikian.

Kembali kepada si sekuriti, saya tanya, “Terus, mau berubah?” “Mau Pak Ustadz. Ngapain juga coba saya kejar Pak Ustadz nih, kalo ga serius?” “Ya udah, deketin Allah dah. Ngebut ke Allah nya”. “Ngebut gimana?” “Satu, benahin shalatnya. Jangan setengah lima-an lagi shalat asharnya. Pantangan telat. Buru tuh rizki dengan kita yang datang menjemput Allah. Jangan sampe keduluan Allah”. Si sekuriti mengaku mengerti, bahwa maksudnya, sebelum azan udah standby di atas sajadah. Kita ini pengen rizkinya Allah, tapi ga kenal sama Yang Bagi-bagiin rizki.

Contohnya ya pekerja-pekerja di tanah air ini. Kan aneh. Dia pada kerja supaya dapat gaji. Dan gaji itu rizki. Tapi giliran Allah memanggil, sedang Allah lah Tuhan yang sejatinya menjadikan seseorang bekerja, malah kelakuannya seperti ga menghargai Allah. Nemuin klien, rapih, wangi, dan persiapannya masya Allah. Eh, giliran ketemu Allah, amit-amit pakaiannya, ga ada persiapan, dan tidak segan-segan menunjukkan wajah dan fisik lelahnya. Ini namanya ga kenal sama Allah. “Yang kedua,” saya teruskan. “Yang kedua, keluarin sedekahnya”. Saya inget betul. Sekuriti itu tertawa. “Pak Ustadz, pegimana mau sedekah, hari gini aja nih, udah pada habis belanjaan. Hutang di warung juga terpaksa dibuka lagi,. Alias udah mulai ngambil dulu bayar belakangan”.

“Ah, ente nya aja kali yang kebanyakan beban. Emang gajinya berapa?” “Satu koma tujuh, Pak ustadz”.
“Wuah, itu mah gede banget. Maaf ya, untuk ukuran sekuriti, yang orang sering sebut orang kecil, itu udah gede”. “Yah, pan kudu bayar motor, bayar kontrakan, bayar susu anak, bayar ini bayar itu. Emang ga cukup Pak ustadz”. “Itu kerja bisa gede, emang udah lama kerjanya?” “Kerjanya sih udah tujuh taon. Tapi gede gaji bukan karena udah lama kerjanya. Saya ini kerjanya pagi siang sore malem, ustadz”.
“Koq bisa?” “Ya, sebab saya tinggal di mess. Jadi dihitung sama bos pegimana gitu sampe ketemu angka 1,7jt”. “Terus, kenapa masih kurang?” “Ya itu, sebab saya punya tanggungan banyak”. “Secara dunianya, lepas aja itu tanggungan. Kayak motor. Ngapain juga ente kredit motor? Kan ga perlu?” “Pengen kayak orang-orang Pak Ustadz”. “Ya susah kalo begitu mah. Pengen kayak orang-orang, motornya. Bukan ilmu dan ibadahnya. Bukan cara dan kebaikannya. Repot”. Sekuriti ini nyengir. Emang ini motor kalo dilepas, dia punya 900 ribu.

Rupanya angsuran motornya itu 900 ribu. Ga jelas tuh darimana dia nutupin kebutuhan dia yang lain. Kontrakan saja sudah 450 ribu sama air dan listrik. Kalo ngelihat keuangan model begini, ya nombok dah jadinya. “Ya udah, udah keterlanjuran ya? Ok. Shalatnya gimana? Mau diubah?” “Mau Ustadz. Saya benahin dah”. “Bareng sama istri ya. Ajak dia. Jangan sendirian. Ibarat sendal, lakukan berdua. Makin cakep kalo anak-anak juga dikerahin. Ikutan semuanya ngebenahin shalat”. “Siap ustadz”. “Tapi sedekahnya tetap kudu loh”. “Yah Ustadz. Kan saya udah bilang, ga ada”. “Sedekahin aja motornya. Kalo engga apa keq”. “Jangan Ustadz. Saya sayang-sayang ini motor. Susah lagi belinya. Tabungan juga ga ada. Emas juga ga punya”.

Sekuriti ini berpikir, saya kehabisan akal untuk nembak dia. Tapi saya akan cari terus. Sebab tanggung. Kalo dia hanya betulin shalatnya saja, tapi sedekahnya tetap ga keluar, lama keajaiban itu akan muncul. Setidaknya menurut ilmu yang saya dapat. Kecuali Allah berkehendak lain. Ya lain soal itu mah. Sebentar kemudian saya bilang sama ini sekuriti, “Kang, kalo saya unjukin bahwa situ bisa sedekah, yang besar lagi sedekahnya, situ mau percaya?”. Si sekuriti mengangguk. “Ok, kalo sudah saya tunjukkan, mau ngejalanin?”. Sekuriti ini ngangguk lagi. “Selama saya bisa, saya akan jalanin,” katanya, manteb. “Gajian bulan depan masih ada ga?” “Masih. Kan belum bisa diambil?” “Bisa. Dicoba dulu”. “Entar bulan depan saya hidup pegimana?” “Yakin ga sama Allah?” “Yakin”. “Ya kalo yakin, titik. Jangan koma. Jangan pake kalau”. Sekuriti ini saya bimbing untuk kasbon. Untuk sedekah. Sedapetnya. Tapi usahakan semua. Supaya bisa signifikan besaran sedekahnya. Sehingga perubahannya berasa. Dia janji akan ngebenahin mati-matian shalatnya. Termasuk dia akan polin shalat taubatnya, shalat hajatnya, shalat dhuha dan tahajjudnya. Dia juga janji akan rajinin di waktu senggang untuk baca Al Qur’an.

Perasaan udah lama banget dia emang ga lari kepada Allah. Shalat Jum’at aja nunggu komat, sebab dia sekuriti. Wah, susah dah. Dan itu dia aminin. Itulah barangkali yang sudah membuat Allah mengunci mati dirinya hanya menjadi sekuriti sekian tahun, padahal dia Sarjana Akuntansi! Ya, rupanya dia ini Sarjana Akuntansi. Pantesan juga dia ga betah dengan posisinya sebagai sekuriti. Ga kena di hati. Ga sesuai sama rencana. Tapi ya begitu dah hidup. Apa boleh buta, eh, apa boleh buat. Yang penting kerja dan ada gajinya.

Bagi saya sendiri, ga mengapa punya banyak keinginan. Asal keinginan itu keinginan yang diperbolehkan, masih dalam batas-batas wajar. Dan ga apa-apa juga memimpikan sesuatu yang belom kesampaian sama kita. Asal apa? Asal kita barengin dengan peningkatan ibadah kita. Kayak sekarang ini, biarin aja harga barang pada naik. Ga usah kuatir. Ancem aja diri, agar mau menambah ibadah-ibadahnya. Jangan malah berleha-leha. Akhirnya hidup kemakan dengan tingginya harga,. Ga kebagian.
***

Sekuriti ini kemudian maju ke atasannya, mau kasbon. Ketika ditanya buat apa? Dia nyengir ga jawab. Tapi ketika ditanya berapa? Dia jawab, Pol. Satu koma tujuh. Semuanya. “Mana bisa?” kata komandannya. “Ya Pak, saya kan ga pernah kasbon. Ga pernah berani. Baru ini saya berani”. Komandannya terus mengejar, buat apa? Akhirnya mau ga mau sekuriti ini jawab dengan menceritakan pertemuannya dengan saya. Singkat cerita, sekuriti ini direkomendasikan untuk ketemu langsung sama ownernya ini pom bensin. Katanya, kalau pake jalur formal, dapet kasbonan 30% aja belum tentu lolos cepet. Alhamdulillah, bos besarnya menyetujui. Sebab komandannya ini ikutan merayu, “Buat sedekah katanya Pak”, begitu kata komandannya.

Subhaanallaah, satu pom bensin itu menyaksikan perubahan ini. Sebab cerita si sekuriti ini sama komandannya, yang merupakan kisah pertemuannya dengan saya, menjadi kisah yang dinanti the end story nya. Termasuk dinanti oleh bos nya. “Kita coba lihat, berubah ga tuh si sekuriti nasibnya”, begitu lah pemikiran kawan-kawannya yang tahu bahwa si sekuriti ini ingin berubah bersama Allah melalui jalan shalat dan sedekah.

Hari demi hari, sekuriti ini dilihat sama kawan-kawannya rajin betul shalatnya. Tepat waktu terus. Dan lumayan istiqamah ibadah-ibadah sunnahnya. Bos nya yang mengetahui hal ini, senang. Sebab tempat kerjanya jadi barokah dengan adanya orang yang mendadak jadi saleh begini. Apalagi kenyataannya si

sekuriti ga mengurangi kedisiplinan kerjaannya. Malah tambah cerah muka nya. Sekuriti ini mengaku dia cerah, sebab dia menunggu janjinya Allah. Dan dia tahu janji Allah pastilah datang. Begitu katanya, menantang ledekan kawan-kawannya yang pada mau ikutan rajin shalat dan sedekah, asal dengan catatan dia berhasil dulu.

Saya ketawa mendengar dan menuliskan kembali kisah ini. Bukan apa-apa, saya demen ama yang begini. Sebab insya Allah, pasti Allah tidak akan tinggal diam. Dan barangkali akan betul-betul mempercepat perubahan nasib si sekuriti. Supaya benar-benar menjadi tambahan uswatun hasanah bagi yang belum punya iman. Dan saya pun tersenyum dengan keadaan ini, sebab Allah pasti tidak akan mempermalukannya juga, sebagaimana Allah tidak akan mempermalukan si sekuriti.

Suatu hari bos nya pernah berkata, “Kita lihatin nih dia. Kalo dia ga kasbon saja, berarti dia berhasil. Tapi kalo dia kasbon, maka kelihatannya dia gagal. Sebab buat apa sedekah 1 bulan gaji di depan yang diambil di muka, kalau kemudian kas bon. Percuma”. Tapi subhaanallah, sampe akhir bulan berikutnya, si sekuriti ini ga kasbon.

Berhasil kah? Tunggu dulu. Kawan-kawannya ini ga melihat motor besarnya lagi. Jadi, tidak kasbonnya dia ini, sebab kata mereka barangkali aman sebab jual motor. Bukan dari keajaiban mendekati Allah. Saatnya ngumpul dengan si bos, ditanyalah si sekuriti ini sesuatu urusan yang sesungguhnya adalah rahasia dirinya. “Bener nih, ga kasbon? Udah akhir bulan loh. Yang lain bakalan gajian. Sedang situ kan udah diambil bulan kemaren”.

Sekuriti ini bilang tadinya sih dia udah siap-siap emang mau kasbon kalo ampe pertengahan bulan ini ga ada tanda-tanda. Tapi kemudian cerita si sekuriti ini benar-benar bikin bengong orang pada. Sebab apa? Sebab kata si sekuriti, pasca dia benahin shalatnya, dan dia sedekah besar yang belum pernah dia lakukan seumur hidupnya, yakni hidupnya di bulan depan yang dia pertaruhkan, trjadi keajaiban. Di kampung, ada transaksi tanah, yang melibatkan dirinya. Padahal dirinya ga trlibat secara fisik. Sekedar memediasi saja lewat sms ke pembeli dan penjual. Katanya, dari transaksi ini, Allah persis mengganti 10x lipat. Bahkan lebih.

Dia sedekah 1,7jt gajinya. Tapi Allah mengaruniainya komisi penjualan tanah di kampungnya sebesar 17,5jt. Dan itu trjadi begitu cepat. Sampe-sampe bulan kemaren juga belum selesai. Masih tanggalan bulan kemaren, belum berganti bulan. Kata si sekuriti, sadar kekuatannya ampe kayak gitu, akhirnya dia malu sama Allah. Motornya yang selama ini dia sayang-sayang, dia jual! Uangnya melek-melek buat sedekah. Tuh motor dia pake buat ngeberangkatin satu-satunya ibunya yang masih hidup. Subhaanallaah kan? Itu jual motor, kurang. Sebab itu motor dijual cepat harganya ga nyampe 13 juta. Tapi dia tambahin 12 juta dari 17jt uang cash yang dia punya. Sehingga ibunya punya 25 juta. Tambahannya dari simpenan ibunya sendiri.

Si sekuriti masih bercerita, bahwa dia merasa aman dengan uang 5 juta lebihan transaksi. Dan dia merasa ga perlu lagi motor. Dengan uang ini, ia aman. Ga perlu kasbon. Mendadak si bos itu yang kagum. Dia lalu kumpulin semua karyawannya, dan menyuruh si sekuriti ini bercerita tentang keberkahan yang dilaluinya selama 1 bulan setengah ini. Apakah cukup sampe di situ perubahan yang trjadi pada diri si sekuriti?
Engga. Si sekuriti ini kemudian diketahui oleh owner pom bensin tersebut sebagai sarjana S1 Akuntansi. Lalu dia dimutasi di perusahaan si owner yang lain, dan dijadikan staff keuangan di sana. Masya Allah, masya Allah, masya Allah. Berubah, berubah, berubah. Saudara-saudaraku sekalian. Cerita ini bukan sekedar cerita tentang Keajaiban Sedekah dan Shalat saja. Tapi soal tauhid. soal keyakinan dan iman seseorang kepada Allah, Tuhannya. Tauhid, keyakinan, dan imannya ini bekerja menggerakkan dia hingga mampu berbuat sesuatu. Tauhid yang menggerakkan!
Begitu saya mengistilahkan. Sekuriti ini mengenal Allah. Dan dia baru sedikit mengenal Allah. Tapi lihatlah, ilmu yang sedikit ini dipake sama dia, dan diyakini.

Akhirnya? Jadi! Bekerja penuh buat perubahan dirinya, buat perubahan hidupnya. Subhaanallaah, masya Allah. Dan lihat juga cerita ini, seribu kali si sekuriti ini berhasil keluar sebagai pemenang, siapa kemudian yang mengikuti cerita ini? Kayaknya kawan-kawan sepom bensinnya pun belum tentu ada yang mengikuti jejak suksesnya si sekuriti ini. Barangkali cerita ini akan lebih dikenang sebagai sebuah cerita manis saja. Setelah itu, kembali lagi pada rutinitas dunia.

Yah, barangkali tidak semua ditakdirkan menjadi manusia-manusia pembelajar. Pertanyaan ini juga layak juga diajukan kepada Peserta KuliahOnline yang saat ini mengikuti esai ini? Apa yang ada di benak Saudara? Biasa sajakah? Atau mau bertanya, siapa sekuriti ini yang dimaksud? Di mana pom bensinnya? Bisa kah kita bertemu dengan orang aslinya? Berdoa saja. Sebab kenyataannya juga buat saya tidak gampang menghadirkan testimoni aslinya. Semua orang punya prinsip hidup yang berbeda. Di antara semua peserta

KuliahOnline saja ada yang insya Allah saya yakin mengalami keajaiban-keajaiban dalam hidup ini.

Sebagiannya memilih diam saja, dan sebagiannya lagi memilih menceritakan ini kepada satu dua orang saja, dan hanya orang-orang tertentu saja yang memilih untuk benar-benar terbuka untuk dicontoh. Dan memang bukan apa-apa, ketika sudah dipublish, memang tidak gampang buat seseorang menempatkan dirinya untuk menjadi contoh. Yang lebih penting buat kita sekarang ini, bagaimana kemudian kisah ini mengisnpirasikan kita semua untuk kemudian sama-sama mencontoh saja kisah ini. Kita ngebut engebut2nya menuju Allah. Yang merasa dosanya banyak, sudah, jangan terus-terusan meratapi dosanya.

Kejar saja ampunan Allah dengan memperbanyak taubat dan istighfar, lalu mengejarnya dengan amal saleh. Persis seeperti yang kemaren-kemaren juga dijadikan statement esai penutup.

Kunjungi juga wisahati.com untuk kuliah online tentang berbagai ilmu Agama.



http://fahry.com/rahasia-sedekah.htm

Thursday, August 27, 2009

KABAR BAIK DARI PEREKONOMIAN DUNIA

Rabu, 26/08/2009 10:27 WIB
oleh : Erna S. U. Girsang

Sinyal pemulihan ekonomi global semakin menguat setelah beberapa negara besar dunia mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada pertengahan tahun ini yang ditunjukkan oleh membaiknya angka laju produk domestik bruto (PDB).

Arah perbaikan ini seolah-olah menjadi titik balik ancaman resesi yang mulai memanas sejak pertengahan 2007. Kondisi ini juga seakan memberi titik terang dari resesi terparah yang terjadi sejak Perang Dunia II.
Perlambatan ekonomi dunia begitu dalam telah membawa perekonomian dunia masuk ke dalam daftar peristiwa resesi dunia. Bahkan, resesi yang terjadi masuk katagori terparah sejak Perang Dunia II, di mana saat itu terjadi hiperinflasi di Eropa pada Agustus 1918-Maret 1919 akibat perang.

Betapa tidak. Selama resesi sejumlah indikator makroekonomi, seperti PDB, angka pengangguran, belanja investasi, kapasitas produksi pabrik, pendapatan rumah tangga, dan keuntungan usaha anjlok.
Situs resmi Departemen Keuangan AS menyebutkan Negeri Paman Sam itu telah masuk ke resesi pada kuartal I/2009 karena tumbuh negatif 3,3%, menyusul pertumbuhan minus 1,9% selama kuartal IV/2008. Adapun Jepang telah mengalami pertumbuhan negatif selama 5 kuartal berturut-turut hingga kuartal I/2009.

Secara beruntun, Australia, Selandia Baru, Singapura, Hong Kong, Malaysia dan kawasan Euro dianggap telah terjerembap ke jurang resesi.

Namun, untung saja ada kabar baik yang mulai terdengar pada pertengahan tahun ini. Secara serentak beberapa proyeksi ekonom menyatakan titik terendah dari krisis telah berlalu, meskipun belum ada kepastian mengenai fundamental pemulihan.

Bulan lalu, Bloomberg juga mengutip pernyataan Alan Greenspan, mantan Chairperson bank sentral AS (Federal Reserve/the Fed) yang menilai kebangkrutan ekonomi telah berlalu. Perekonomian AS, sumber resesi akibat kredit kepemilikan rumah murah (subprime mortgage), sedang mendekati stabilisasi.

Kebijakan memaksimalkan ekspansi moneter dan fiskal dinilai mulai membawa dunia keluar dari resesi. Dari sisi moneter, bank sentral ramai-ramai menurunkan suku bunga selama krisis dan saat ini masih bertahan pada rekor terendah.

AS menurunkan suku bunga rata-rata dari 2% pada 2007 menjadi 0,25% pada 16 Desember 2008 dan berlaku sampai sekarang. Tingkat bunga overnight Jepang diturunkan dari 0,5% pada 2007 menjadi 0,1% pada 19 Sesember 2008.

Kawasan Euro juga telah mengambil sikap serupa dengan menurunkan suku bunga acuan menjadi 1% pada 21 April 2009 dari 2,73% pada 2007. Akan tetapi, kebijakan yang sangat ekspansif ini tidak diikuti negara dengan ancaman inflasi yang masih tinggi, di sejumlah negara di Asia.

Dari sisi fiskal, pertemuan negara maju dan berkembang dalam Group of Twenty (G-20) di London, Inggris, awal April 2009, telah menyepakati stimulus anggaran minimal 2% dari PDB guna mendorong pertumbuhan.
Perdana Menteri Taro Aso sudah membelanjakan stimulus senilai US$263 miliar (25 triliun yen). Obama mengalokasikan dana penyelamatan sektor keuangan (Troubled Asset Relief Program/TARP) senilai US$700 miliar bagi 19 bank terbesar di AS.

Sementara itu, Presiden China Hu Jintao meluncurkan stimulus senilai US$586 miliar selama 2008 dan 2009. Pemerintah Australia memberikan US$10 miliar bantuan langsung tunai kepada rumah tangga dan berjanji menambah A$22 miliar untuk perbaikan infrastruktur. Sikap untuk mempertahankan dukungan fiskal pemerintah ini sepertinya masih akan berlanjut pada pertemuan G-20 berikutnya.

Kabar baik selanjutnya datang dari perekonomian Jepang yang semakin menguat sejak kuartal II/2009. Realisasi indikator ekonomi di sejumlah negara juga lebih baik dibandingkan satu setengah tahun terakhir.
Takahide Kiuchi, Kepala Ekonom Nomura Securities Co, bahkan meyakini ekonomi Jepang telah melalui kondisi terburuk.

Keyakinan tersebut tidak lepas dari laporan Pemerintah Jepang yang sebelumnya menyatakan negara itu untuk pertama kalinya dalam lima kuartal terakhir mengalami pertumbuhan positif pada kuartal II/2009. Pemulihan ekspor dan belanja konsumen telah mendorong PDB tahunan Jepang naik 3,7%.

Pengangguran AS

Meskipun ada sinyal kuat perekonomian global mulai keluar dari resesi, dunia tampaknya masih harus terus waspada dan mempertahankan langkah agresif. Di AS, tantangan muncul dari lonjakan angka pengangguran yang diperkirakan mendekati 10% pada akhir 2009.

Untuk mempertahankan kesinambungan kabar baik dari resesi ini, sejumlah negara masih perlu memberlakukan ekspansi moneter dan fiskal. Ini tecermin dari sikap bank sentral belum menaikkan buku bunga acuan.

Dari sisi fiskal, Menkeu Australia Wayne Swan pada hari lalu mengatakan pertemuan G-20 tingkat menteri yang dijadwalkan digelar pada 4 September 2009 akan menentang gagasan yang mengusung penghentian stimulus anggaran.

Pemulihan memang belum pasti terjadi, tetapi setidaknya, indikasi perekonomian dari berbagai penjuru dunia itu sudah memberikan kabar baik. Mari berharap sinyal pemulihan ini terus berlanjut.

(erna.girsang@bisnis.co.id)
bisnis.com

"http://web.bisnis.com/artikel/2id2458.html"

Monday, August 10, 2009

TURNAMEN FUTSAL "GAFEKSI CUP" DIMENANGKAN FPS INDONESIA


Dalam upaya lebih mendekatkan keberadaan asosiasi ini dengan para anggotanya serta terjalinnya silaturahmi antar-anggota, pada 8 – 9 Agustus 2009 yang lalu Gafeksi (Gabungan Freight Forwarder Ekspedisi Seluruh Indonesia) mengadakan turnamen futsal yang dilangsungkan di Semanggi Expo di kawasan SCBD Jakarta Pusat. Turnamen ini diikuti oleh 16 tim peserta anggota Gafeksi wilayah DKI Jakarta dari rencana semula 32 tim. Turnamen ini juga sekaligus dalam rangka ulang tahun Gafeksi ke-20 yang jatuh pada tanggal 25 Juli 2009 yang baru lalu.

Tampil sebagai pemenang dalam turnamen ini adalah PT FPS Indonesia (FPS) setelah dalam final mengalahkan tim yang “masih satu saudara” yaitu PT Internusa Hasta Buana (IHB). Partai final bagi kedua tim ini merupakan parti anti klimaks setelah sebelumnya mereka mengalahkan lawan-lawannya di semi final.

Semifinal, Partai Final Sesungguhnya

Di semi final, FPS mengalahkan PT Samudera Naga (SN) dengan angka yang cukup tipis 6 – 4. FPS yang mendominasi permainan sejak peluit awal dibunyikan mendominasi perolehan angka. Tidak mau kecolongan, SN pun melayani permainan FPS dengan sengit. Kejar-kejaran angkapun tidak terelakkan hingga kedudukan 4 – 4. Semangat SN mulai mengendor saat eksekusi penalti tidak dapat dimanfaatkan dengan baik oleh SN setelah diblok kiper FPS pada babak kedua. Seperti tidak menyia-nyiakan kesempatan kendornya semangat tim SN, pasukan FPS terus menggempur dengan kombinasi serangan kiri-kanan dan umpan-umpan panjang. Kemenangan pun sudah mulai terlihat manakala penalti yang didapat dimanfaatkan untuk mencetak gol, 5 – 4. Dan akhirnya, dengan kombinasi dan gencarnya serangan, FPS dapat memetik kemenangan setelah beberapa menit menjelang usai diperoleh satu gol lagi. Kedudukan 6 – 4 tidak lagi dapat dikejar SN dalam sisa waktu yang tidak seberapa.

Sama seperti di lapangan 7, di lapangan 5 pertandingan juga tidak kalah serunya. IHB yang ditantang PT Jatidiri Trans (JT) tidak mau menyerah dengan gempuran sengit lawannya. Kedudukan di akhir babak pertama menunjukkan bahwa IHB hanya sedikit unggul dari lawannya dengan skor tipis 6 – 5. Seolah mendapat spirit baru, di babak kedua IHB tidak memberikan kesempatan kepada lawan untuk berkembang dalam menyerang. Selain kepiawaian kiper dalam mematahkan shooting-shooting pasukan JT, para penyerang IHB tidak menyia-nyiakan setiap kesempatan bola berada di kakinya. Tembakan langsung panjang maupun kerja sama dari kaki ke kaki diperagakannya dengan piawai. Alhasil, tim ini meraih angka mutlak dengan kedudukan akhir 14 – 7.

Di partai final, seperti terlihat dari ketatnya kedudukan angka di semi final sebelumnya, permainan banyak didominasi oleh pasukan FPS sejak peluit awal dibunyikan. Ini terbukti dengan kedudukan 3 – 0 hanya dalam waktu tidak lebih dari 4 menit pertama. Pertandingan yang dipimpin oleh Adi (Wasit I) dan Tomi (Wasit II) sesekali memperlihatkan serangan balik yang gencar dari IHB. Hasilnya, pada menit ke-14 IHB dapat memperkecil kedudukan pada babak pertama itu lewat pemain bernomor 21, 4 – 1. Setelah kemasukan 1 gol lagi, berturut-turut kemudian IHB terus memperkecil kekalahan dengan gol-golnya pada menit 16 dan 17, 5 – 2. Kedudukan ini tidak berubah sampai babak pertama berakhir.

Di babak kedua dominasi serangan masih berada di pasukan FPS. Tak ayal kiper IHB harus jatuh bangun mengeblok setiap bola yang mengancam gawangnya dari shooting-shooting jarak jauh. Namun demikian sang kiper ini rupanya tidak cukup piawai dalam menghadapi serangan dari kaki ke kaki. Pertandingan ini berakhir dengan kedudukan telak 14 – 5 untuk kemenangan FPS.

Ketua Umum Gafeksi Menutup Turnamen

Di partai final, selain suporter dari tim-tim yang bertanding juga dihadiri oleh Pengurus Gafeksi. Hadir dalam kesempatan itu Arman Yahya dan juga Iskandar Zulkarnain selaku Ketua Umum Gafeksi selain jajaran manajemen lainnya. Kepada Peserta peraih Juara Pertama, yaitu FPS dianugerahi Piala Kejuaraan beserta uang tunai secara simbolis sebesar Rp 5.000.000,-. Piala kejuaraan juga diberikan kepada Juara Kedua dan Ketiga serta uang tunai masing-masing sebesar Rp 3.000.000,- dan Rp 1.000.000. Di samping piala kejuaraan dan uang tunai, hadiah juga diberikan kepada pencetak gol terbanyak (top scorer) yaitu Bima, pemain bernomor punggung 10 dari FPS, uang tunai sebesar Rp 500.000,-. Dia berhak atas uang tunai itu setelah mencetak 18 gol dalam keseluruhan pertandingan dua hari itu.




Ketua Umum Gafeksi berfoto bersama peraih Juara 1 s/d 3



Dalam kata penutupannya, Iskandar mengatakan bahwa turnamen serupa akan kembali digelar di tahun-tahun mendatang dan diharapkan kepada peserta dapat mempersiapkan lebih baik lagi di masa mendatang. Ucapan beliau ini seolah menegaskan kembali kalimat yang tertulis di salah satu spanduk di lapangan 7 yang berbunyi,

“Kemenangan terbesar manusia bukanlah karena dia tidak pernah jatuh (“kalah”, red), namun karena dia bangun kembali pada setiap kali jatuh”.

Ya, mudah-mudahan kata-kata ini dapat memberikan inspirasi bagi tim yang belum beruntung pada saat ini dan bangkit lagi nanti dengan tim yang lebih handal sebagaimana kehandalan yang dikehendaki bagi setiap insan freight forwarder di persada ini.

Selamat Ulang Tahun Gafeksi ke-20!


(Jaeroni Setyadhi)

Thursday, August 6, 2009

STRAIGHT VS ORDER BILL OF LADING

Saat ini saya sedang mempersiapkan Materi Basic Forwarding 2 untuk teman-teman FPS dan Iska Group di kesempatan training mendatang. Salah satu pertanyaan yang sifatnya review mungkin akan diujikan, bunyinya begini :

Kenapa Air Waybill (AWB) tidak dapat diperjualbelikan (non-negotiable)?

Mungkin sudah ada yang tahu jawabannya, tapi saya yakin banyak di antara kita yang belum memahami.

Menulis dengan judul tulisan di atas bukan tanpa dasar. Beberapa kasus yang pernah terjadi di lingkungan IHB / Iska sejak 90-an antara lain terkait pada pemahaman judul tulisan di atas.

AWB tidak dapat diperjualbelikan (non-negotiable) dengan alasan karena dokumen tersebut termasuk “straight” document atau dalam istilah lain dinamakan sebagai dokumen-recta. Dalam transportasi laut dokumen ini diadaptasi dengan nama Sea Waybill atau juga Bill of Lading biasa dengan ciri tertentu. Ciri dokumen ini adalah bahwa dalam kolom Consignee dan Notify Party ditulis lengkap nama yang akan menerima barang di tujuan tanpa embel-embel lain.

Kenapa AWB harus berbentuk straight document? Ini dikarenakan bahwa proses transportasi udara demikian cepat termasuk dalam proses customs clearance-nya. Keharusan pelaksanaan pemrosesan secara cepat juga diindikasikan dengan tingginya tarif gudang di bandar udara dibandingkan dengan tarif gudang di pelabuhan laut dan juga demikian tingginya arus barang di bandar / pelabuhan udara.

Jadi,

Straight B/L = Sea Waybill = B/L-recta = Air Waybill

Lawan dari “straight” documents adalah “order” document (atau “to order” documents). Cirinya jelas bahwa di kolom Consignee atau Notify Party tertulis “to order ......”. Order ini bisa order of shipper atau bisa juga order of bank.

Penanganan Hati-hati atas Shipment Tertentu

Salah satu nilai tambah bagi sebuah freight forwarder adalah posisinya sebagai Adviser (Consultant) di banding bisnis usaha yang lain semisal pelayaran. Seorang adviser harus dibekali dengan pengetahuan dan pemahaman tentang ruang lingkup dan aspek yang melingkupi atas apa yang dikerjakannya.

Akan halnya dengan kedua dokumen di atas, jika dalam Shipping Instruction yang kita terima di kolom Consignee terdapat kata “to order” kita boleh sedikit tenang bahwa kondisi penyerahan barang akan merujuk kepada persyaratan yang ditentukan oleh pihak yang disebut di belakang kata “to order” tersebut. Dan biasanya shipment dimaksud dicover dengan Letter of Credit (L/C).

Sebaliknya, jika di kolom Consignee (dan/atau juga Notify) secara lengkap dituliskan alamat si penerima, periksalah! Barang apa yang akan diangkut? Berapa nilai barang yang diangkut itu? Jika termasuk ke dalam barang yang spesific (berharga, nilai nominal tinggi dsb.), konfirmasikan kepada shipper apakah penggunaan jenis dokumen dimaksud tidak “membahayakan” shipper terutama terkait dengan masalah pembayaran dsb.?

Common Law Country dan Civil Law Country

Apa pula ini dengan kaitan judul di atas?
Sebagai ilustrasi singkat, bahwa negara yang menganut hukum kebiasaan (common law) akan secara otomatis menerapkan putusan pengadilan sebagai hukum positif. Sedangkan, negara dengan hukum sipil (civil law) akan mengacu hanya pada undang-undang dan regulasi yang berlaku. Jika tidak ada undang-undang atau regulasi yang mengatur hal tertentu maka itu bukan suatu hukum positif meskipun sebuah pengadilan negeri pernah memutuskan suatu perkara tertentu.

Negara yang menganut common law adalah Inggris dan negeri bekas jajahannya, sedangkan yang menganut civil law adalah negara-negara Eropa daratan (termasuk Belanda) dan negara jajahannya termasuk Indonesia.

Sikap hati-hati yang saya maksud di atas adalah jika suatu shipment freightnya adalah “prepaid” atau ada pembubuhan kata “as arranged”, maka bagi common law country, Consignee sudah berhak atas barangnya. Penyerahan (release) barang bukan berdasar pada ada tidaknya original documents sebagaimana jika dicover L/C tapi pada bagaimana status freightnya apakah sudah dibayar atau tidak. Apalagi jika jenis dokumennya adalah “straight B/L”. Sebaliknya tidak demikian bagi civil law country sepanjang tidak diatur.

Oleh karena itu, dalam posisi kita sebagai Principal (pemilik order shipment) kita harus tahu posisi kita termasuk instruksi apa yang proper dan yang tidak terkait dengan pemberlakuan hukum di negara setempat.

Dalam ISO 9001 versi 2008 (ISO 9001:2008) compliant terhadap statutory dan regulatory ditambahkan sebagai persyaratan dibanding versi sebelumnya, mencakup tidak saja undang-undang dan peraturan negara setempat tapi juga undang-undang dan peraturan negara yang menjadi jangkauan bisnisnya.

Kesimpulan

Kesimpulannya lebih kurang sebagai berikut :

1. Kalau shipment dicover L/C maka release barang tidak hanya “against documents” tapi juga verifikasi dari pihak bank. Jadi shipmentnya relatif aman utamanya bagi Seller / shipper.

2. Shipment yang dicover dengan Straight B/L sama dengan yang dicover dengan Sea Waybill. Barang dapat direlease tanpa original documents.

3. Undang-undang dan regulasi di negara-negara common law lebih dinamis / maju dibanding negara-negara yang menganut civil law. Undang-undang dan peraturan di negara kita boleh jadi tertinggal jauh.

4. ISO 9001:2008 mensyaratkan agar perusahaan tersertifikasi compliant tidak hanya terhadap statutory dan regulatory setempat tapi juga negara lain yang menjadi cakupan kerjanya dalam bentuk pemahaman undang-undang dan regulasi negara terkait tersebut.


Referensi : www.forwarderlaw.com


(Jaeroni Setyadhi)

Thursday, July 9, 2009

LOKA KARYA "MEKANISME PENGADUAN PENGGUNA JASA B.C."

Dari Loka Karya Bea Cukai
MEKANISME PENGADUAN PENGGUNA JASA


Sebagai upaya berkelanjutan dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dalam melakukan reformasi internalnya, selama dua hari yaitu Senin dan Selasa, 6 dan 7 Juli 2009 DJBC bekerja sama dengan “GTZ SFGG” menyelenggarakan Loka Karya bertajuk “Mekanisme Pengaduan Pengguna Jasa” yang diikuti oleh pihak-pihak pengguna jasa kepabeanan yaitu :

- Importir/eksportir umum,
- Importir/eksportir mitra utama BC (MITA),
- Importir/eksportir jalur prioritas,
- Importir/eksportir pemegang fasilitas KITE,
- Pengusaha tempat penimbunan berikat (TPB), dan
- Perusahaan Penyedia Jasa Kepabeanan (PPJK),

Loka karya yang bertujuan antara lain merubah paradigma dari pandangan bahwa BC sebagai penguasa kepabeanan menjadi fasilitator bagi dunia industri dan perekonomian dalam arti seluas-luasnya di samping kinerjanya yang terkesan tidak kunjung membaik dan korup itu dibuka oleh Cerdas Kaban, Deputy Pelayanan Publik Kementerian PAN. Ikut memberikan sambutan pembukaan yaitu Thomas Sugiyata (Ketua Tim Percepatan Reformasi DJBC) dan Peter Rimelle, Principal Adviser GTZ SFGG yang merupakan fasilitator bagi terselenggaranya loka karya ini.

Pada siang harinya saat jeda di hari pertama Dirjen Bea Cukai Anwar Suprijadi berkesempatan meninjau pelaksanaan acara ini dan terlihat berbincang dengan beberapa peserta loka karya ini.

Loka karya ini merupakan jembatan bagi DJBC sebagai penyedia jasa dengan para penggunanya sebagaimana tersebut di atas dalam merumuskan langkah-langkah pembuatan survey pengaduan yang selanjutnya akan diikuti oleh loka karya lanjutan berupa analisis pemecahan masalah.

Pembagian Kelompok Pengguna Jasa

Penjelasan tentang definisi “Pengaduan (Complaint)” termasuk uraian tentang motivasi seseorang dalam mengajukan keluhan terlebih dahulu diuraikan dan dijelaskan kepada peserta di awal acara sebagai dasar pijakan/kesepakatan dalam melakukan loka karya ini.

Dalam menjaring keluhan-keluhan pengguna atas kinerja DJBC, peserta dikelompokkan menjadi 4 kelompok pengguna.

- Kelompok I : importer/eksportir umum dan PPJK
- Kelompok II : importer/eksportir MITA dan jalur prioritas
- Kelompok III : importer/eksportir pemegang fasilitas KITE, dan
- Kelompok IV : pengusaha tempat penimbunan berikat (TPB).

Dari beraneka macam keluhan yang dihimpun dari kelompok-kelompok tersebut selanjutnya dibuatkan kuesioner simulasi dan juga simulasi pelaksanaan surveynya sendiri. Selanjutnya, hasil simulasi survey ditabulasi dalam bentuk grafik sebagai satu bentuk teknik statistic.

Simulasi kuesioner dan simulasi survey ini nantinya dijadikan prototype pelaksanaan survey yang sesungguhnya bagi Tim Percepatan Reformasi (TPR) DJBC yang dijadwalkan dilaksanakan pada pertengahan Juli 2009 (penyelesaian kuesioner survey) dan 1 – 31 Agustus (pelaksanaan survey). Bulan Agustus 2009 ini akan dicanangkan sebagai Bulan Pengaduan Pengguna Jasa DJBC.

Untuk pelaksanaan survey nanti, loka karya telah menjaring relawan bagi pelaksanaannya dan penulis sendiri termasuk dalam Tim Relawan tersebut.

Keyakinan Pengguna Jasa tentang Hasil yang Diharapkan

Sebagaimana halnya berbagai langkah reformasi yang dilakukan terhadap institusi birokrasi, harapan dan keyakinan peserta akan langkah-langkah DJBC ini masih sangat minim kalau tidak dibilang sebagai bentuk ekspresi apatisme. Ini tergambar saat peserta diminta untuk memberikan “suara”-nya dalam bentuk umpan balik (feed back) penyelenggaraan loka karya ini di sesi akhir acara dua hari itu.

Dari kesepuluh item feed back yang disodorkan, kinerja penyelenggara (organizer) dan fasilitator masing-masing menempati peringkat pertama dan kedua. Ini bisa dimaklumi mengingat tempat penyelenggaraannya di sebuah hotel yang cukup bagus (Hotel Atlit Century Senayan) dan metodologi diciptakan sedemikian rupa sehingga terjadi interaksi yang seimbang di antara peserta yang di dalamnya termasuk juga Tim Percepatan Reformasi DJBC tersebut. Sementara itu, keyakinan akan hasil yang diharapkan dalam bentuk kecepatan pelayanan dan terhapusnya korupsi menempati peringkat paling bawah (kesepuluh).

Namun demikian, apapun persepsi yang masih membekas tentang kinerja DJBC, langkah yang telah dilakukan DJBC ini patut diapresiasi. Selanjutnya, keberhasilan termasuk terciptanya persepsi yang lebih baik menyangkut kinerja dan bersihnya praktek-praktek korupsi lebih berpulang pada orang-orang DJBC sendiri : mau ke mana?


Jaeroni Setyadhi
PT FPS Indonesia - Jakarta

Thursday, June 25, 2009

DEPTAN WAJIBKAN KEMASAN PRODUK IMPOR DIPERIKSA KARANTINA

Wednesday, 24 June 2009 15:20

Mulai 1 September 2009 Departemen Pertanian (Deptan) akan menerapkan ketentuan ISPM no 15 (Standar Kesehatan Tumbuhan nomor 15) terhadap kemasan produk impor dari luar yang masuk ke Indonesia.

Jakarta, 23/6 (Roll News) - Mulai 1 September 2009 Departemen Pertanian (Deptan) akan menerapkan ketentuan ISPM no 15 (Standar Kesehatan Tumbuhan nomor 15) terhadap kemasan produk impor dari luar yang masuk ke Indonesia.

Kepala Badan Karantina Pertanian Deptan, Hary Priyono, di Jakarta, Selasa, mengatakan, ketentuan ISPM 15 telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) no.12 tahun 2009 tentang Persyaratan dan Tata Cara Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Pemasukan Kemasan Kayu Ke dalam Wilayah Negara Republik Indonesia.

"Dengan ketentuan ini, maka setiap produk impor yang masuk ke Indonesia akan dikenakan tindakan karantina terhadap kemasannya yang terbuat dari kayu," katanya.

Menurut dia, kemasan dari kayu merupakan media pembawa penyakit dan hama tumbuhan sehingga perlu diterapkan tindakan karantina untuk mencegah masuknya organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) ke wilayah Indonesia.

Sementara itu, hampir 90 persen produk impor yang masuk ke dalam negeri menggunakan kemasan kayu yang sangat potensial membawa penyakit dan hama tumbuhan.

Hary mengatakan, selama ini, ketentuan ISPM 15 tersebut telah diterapkan terhadap produk-produk yang akan diekspor untuk memenuhi persyaratan internasional,tepatnya sejak 2006.

"Jika produk ekspor Indonesia tidak memenuhi persyaratan tersebut maka akan sulit masuk ke negara tujuan ekspor," katanya.

Oleh karena itu, tambahnya, kini Indonesia juga siap menerapkan aturan yang sama untuk produk-produk impor yang akan masuk ke dalam negeri baik terhadap kemasan kayu yang dipergunakan bagi komoditas pertanian maupun non pertanian.

Menyinggung ketentuan ISPM 15 yang baru akan diterapkan 6 bulan mendatang sementara Permentan no 12/2009 keluar pada 9 Februari 2009, Kabadan Karantina menyatakan, hal itu untuk sosialisasi serta memberi kesempatan bagi pengusaha mempersiapkan diri.

"Kalau langsung diterapkan sekarang bisa jadi nanti banyak produk yang ditahan dan ini menggangu perdagangan," katanya.

Selain itu, tambahnya, hal itu juga untuk memberikan kesiapan bagi pelaku usaha kemasan kayu serta usaha "treatment" (tindakan karantina).

Mengenai bentuk tindakan karantina yang dipersyaratkan terhadap kemasan kayu, menurut dia, yakni berupa pemanasan dengan menggunakan udara panas pada suhu dan waktu tertentu.

Selain itu berupa fumigasi yakni menggunakan fumigan di dalam ruang kedap gas pada konsentrasi, waktu dan suhu tertentu.

Kemasan kayu yang telah melalui tindakan karantina nantinya diberikan "marking" atau cap tertentu yang sesuai dengan standar intenasional.

"Bila nantinya kemasan kayu untuk produk impor yang masuk ke Indonesia tidak dikenakan tindakan karantina tersebut maka akan dikenakan penolakan," katanya.


http://www.news.id.finroll.com/industri/76182-____deptan-wajibkan-kemasan-produk-impor-diperiksa-karantina____.html

Monday, June 15, 2009

CETAK BIRU LOGISTIK NASIONAL MENDESAK

Senin, 15/06/2009 00:54 WIB
Cetak biru logistik nasional mendesak

JAKARTA: Pemerintah diminta segera menerbitkan cetak biru logistik nasional sebagai pedoman pelayanan sektor usaha itu, menyusul adanya perbedaan pendapat soal masuknya jasa logistik di dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Pos.

Gabungan Forwarder, Ekspedisi, dan Logistik Indonesia (Gafeksi) menolak jasa logistik dimasukan ke dalam RUU Pos, tetapi Asosiasi Perusahaan Jasa Titipan Ekspres Indonesia (Asperindo) justru mendorong inisiatif dari DPR dan pemerintah itu karena jasa logistik di dalam RUU Pos dinilai berbasis pos.

"Untuk mencegah terjadi pertentangan dan polemik, serta tumpang-tindih atas ketentuan yang mengatur jasa logistik oleh departemen terkait, pemerintah perlu segera membuat batasan mengingat pengertian logistik itu sangat luas," ujar Ketua Umum DPP Gafeksi Iskandar Zulkarnain kepada Bisnis, kemarin.

Sementara itu, Ketua Umum DPP Asperindo M. Kadrial mengatakan usaha jasa titipan saat ini dilindungi oleh UU No. 6/ 1984 tentang Pos, sedangkan jasa logistik yang diatur dalam revisi UU itu membatasi pada kegiatan pengiriman yang hanya dilakukan oleh perusahaan jasa titipan atau kurir.

"Dari sisi komoditas, layanan logistik dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni yang berbasis kurir atau pos dan berbasis freight. Logistik yang dimaksud di dalam RUU Pos adalah yang berbasiskan kurir atau pos," katanya.

Dia menegaskan RUU Pos yang sedang dibahas oleh DPR dan pemerintah juga berpedoman pada ketentuan Universal Postal Union (UPO) yang telah diratifikasi oleh Indonesia.

Dalam ketentuan UPO itu, paparnya, ditetapkan komoditas yang dilayani oleh pos adalah logistik. "Jadi, dimasukkannya logistik dalam RUU Pos telah melalui proses yang sesuai dengan perkembangan bisnis dan aturan internasional saat ini."

Direktur Eksekutif Asperindo Syarifuddin menambahkan masuknya soal logistik ke dalam RUU Pos merupakan inisiatif dari DPR dan pemerintah, sedangkan Asperindo hanya mendorong usulan logistik yang terkait dengan usaha jasa titipan.

"Jadi [perusahaan jasa titipan] bukan ingin merebut kegiatan logistik yang selama ini dilaksanakan oleh perusahaan freight forwarding," tegasnya.

Keberatan Gafeksi

Namun, Iskandar menegaskan Gafeksi keberatan atas usulan jasa logistik di dalam RUU Pos karena tanpa disertai dengan batasan pada layanan pos dasar dan berat maksimumnya.

Menurut dia, jasa logistik mencakup bidang usaha yang terkait langsung dengan freight forwarding atau perusahaan jasa pengurusan transportasi (JPT) di bawah pembinaan Departemen Perhubungan.

"Gafeksi tidak keberatan atas RUU Pos itu jika membatasi pada kegiatan pengiriman surat, dokumen, dan paket dengan kriteria dan berat maksimum yang jelas dan sesuai dengan rasa keadilan sehingga bisa dibedakan antara pengiriman paket dan kargo," tutur Iskandar.

Oleh karena itu, paparnya, perlu dibuat batasan mengenai layanan logistik pos untuk membedakan dengan layanan logistik yang lebih luas. Pasalnya, selama ini Peraturan Menteri Perhubungan No.5/2005 menetapkan berat maksimum untuk parsel atau paket kiriman adalah 30 ton.

"Pada tataran operasional, kebijakan ini sangat merugikan anggota Gafeksi karena sulit diterima oleh akal sehat jika maksimum berat parsel atau paket bisa seberat 30 ton," tegasnya.Oleh Aidikar M. SaidiBisnis Indonesia

bisnis.com

URL : http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-harian/transportasi-logistik/1id122520.html

Tuesday, June 9, 2009

GAFEKSI SOROTI RUU POS

Senin, 08/06/2009 00:37 WIB

JAKARTA: Gafeksi mendesak DPR melibatkan pelaku usaha forwarding dan logistik serta instansi terkait dalam pembahasan rancangan undang-undang (RUU) Pos untuk menghindari tumpang tindih dengan UU bidang transportasi.

Ketua Umum DPP Gabungan Gabungan Forwarder, Logistik, dan Ekspedisi Indonesia (Gafeksi) Iskandar Zulkarnain mengatakan pengusaha mempertanyakan pembahasan RUU Pos yang hingga saat ini tidak melibatkan pelaku usaha sektor logistik dan instansi terkait.

"Pembahasan RUU Pos dilakukan oleh Komisi I DPR dalam waktu sangat singkat dan Gafeksi sudah mengecek kepada Dephub, Depdag, dan Kementerian Perekonomian juga tidak dilibatkan dalam pembahasan RUU itu," ujarnya kepada Bisnis kemarin.

Menurut dia, Kadin Indonesia juga tidak pernah dilibatkan dalam pembahasan RUU Pos, padahal pemerintah melalui tim dari Kementerian Perekonomian sedang menyusun cetak biru logistik nasional yang sudah hampir 12 tahun dibahas.

Menurut Iskandar, Gafeksi sudah melayangkan surat keberatan kepada Menteri Komunikasi dan Informatika Muhammad Nuh karena terjadi simpang siur soal usaha logistik yang dilakukan oleh perusahaan jasa pengurusan transportasi atau forwarder dengan perusahaan jasa titipan.

"Itu terjadi karena tidak ada kejelasan dari RUU Pos. Sesuai dengan Peraturan Menhub No. 5/ 2005, paket adalah kemasan yang berisi barang maksimun seberat 30.000 kg atau 30 ton, sedangkan dalam SK Dirjen Bea Cukai No. P5/BC/2006 disebutkan batasan barang kurir adalah 100 kg."

Sementara itu, paparnya, surat edaran Ditjen Pajak No. SE-37/PJ/2008 menyatakan atas jasa penerusan pengiriman paket internasional di luar daerah pabean, tidak dikenai pajak pertambahan nilai (PPN).

Namun, berdasarkan surat Dirjen Pajak No.S-766PJ.53/2004, atas jasa penerusan pengiriman muatan atau kargo di luar daerah pabean, dikenai PPN bila tidak dibuat langsung atas nama pihak ketiga dan pemberlakuan PPN 1% atas invoice jasa titipan.

Oleh Aidikar M. Saidi
Bisnis Indonesia
bisnis.com

http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-harian/transportasi-logistik/1id121209.html

Thursday, April 2, 2009

KETUA DPP GAFEKSI MASA BAKTI 2009 - 2014

Iskandar Zulkarnain, SE, Msi

Arek Malang ini bernama Iskandar Zulkarnain, boleh dikata sudah mampu menaklukkan Jakarta dengan intelektualitas dan mobilitas sosial dan profesinya. Berbekal dedikasi dan konsistensi menekuni profesi dan kepedulian terhadap kehidupan sosial, sosok ini menapak dengan pasti untuk menuju puncak asa dan cita-citanya.

Musyawarah Nasional GAFEKSI pada tanggal 2-3 Maret 2009, telah menahbiskan, laki-laki kelahiran Malang, 9 September 1961, menjadi Ketua Umum DPP GAFEKSI/INFA untuk masa bakti 2009-2014. Figur ini keberadaannya di organisasi perusahaan EMKL/Forwarding bukanlah tiba-tiba muncul. Melainkan telah menapaki mulai dari awal sekali, yaitu sejak mendirikan perusahaannya di bidang forwarding.

Kesadaran untuk tidak hanya sekedar fokus pada upaya membesarkan perusahaan forwardingnya, tapi juga perlu mengembangkan jaringa komunikasi sesama perusahaan forwarding melalui asosiasi perusahaan forwarding.

Suami dari Dr. Elfida ini, memang memiliki dasar seorang aktivis organisasi. Sehingga aktif di GAFEKSI bukanlah sekedar untuk kepentingan perusahaan forwarding an sich, tapi lebih dari itu adalah untuk membangun jejaring kegiatan usaha diberbagai sektor perekonomian. Karena usaha jasa forwarding adalah bagian dari rangkaian mata rantai roda perekonomian nasio-nal. Maka keberadaan usaha forwarding akan turut menjadi salah satu pilar dari perekonomian nasional.

Realitas dari kegiatan usaha anggota GAFEKSI tersegmentasi pada kegiatan layanan pengurusan jasa kepabeanan (PPJK), konsolidator, NVOCC dan yang terakhir sebagian sudah merambah sebagai logistic provider. Namun jumlah terbesar masih memberikan layanan PPJK. Sehingga problem teknis yang frekwensinya paling tinggi muncul adalah problem diseputar PPJK. Tentunya ini akan menjadi tantangan riil yang akan dihadapi Ketua Umum DPP GAFEKSI yang lulus Akademi Ilmu Pelayaran (AIP) Jakarta tahun 1980.

Khususnya, pada April 2009 ini secara mandatory National Single Window (NSW) akan diberlakukan secara efektif dan dilanjutkan dengan pemberlakukan ASEAN Single Window (ASW) pada tahun 2009 ini juga.

Melihat seabreg kegiatan dan jabatan yang disandang Pak Is, demikian sapaan akrabnya, tidak hanya di bidang jasa kepelabuhanan, tapi juga di perbankan, di bidang sosial keagamaan bahkan organisasi cendikiawan. Maka harapan besar yang disandangkan pada pundak Ketua Umum DPP GAFEKSI ini memiliki kans kuat akan dapat diwujudkan. Karena figur ketua tidak hanya paham persoalan teknis belaka, tapi lebih dari itu harus piawai dalam menjalin hubungan dan memiliki accessibility yang luas dengan pihak-pihak yang terkait dengan kebutuhan dan kepentingan perusahaan anggota GAFEKSI.

Curriculum Vitae

N a m a : Iskandar Zulkarnain, SE, MSi
Tempat &Tgl Lahir : Malang, 09 September 1961
A l a m a t : Jl. Cempaka Putih Barat VII / No.43, Jakarta Pusat
Telp / HP : (021) 424 7571 / HP: 081. 196 2000
Status : Menikah, istri Dr.Elfida Zulkarnain

Pendidikan :
SD,SMPN-2,SMAN-1 di Malang
Akademi Ilmu Pelayaran (AIP) - Jakarta 1980
Univ.Indonesia Fak.Ekonomi Extension 1988
Univ.Indonesia FISIP – PPSDM 1998

Pekerjaan :
Chairman PT.Iska Niaga Darma (Holding)
Managing Director PT.Internusa Hasta Buana
Komisaris Bank Muamalat Indonesia
Chairman Famous Pacific Shipping/ FPS Group – Hongkong

Organisasi :
Ketua Umum Gafeksi/ INFA (2009 - 2014)
Ket. Majelis Ekonomi PP.Muhammadiyah 2006 - 2011
Bendahara Umum MES (Masyarakat Ekonomi Syariah) 2008 - 2012
Badan Pertimbangan Baznas (Badan Amil Zakat Nasional)
Badan Pertimbangan BAZIS – DKI
Mantan Ketua Umum FOZ (Forum Zakat)
Badan Pengurus Harian RS Islam – Jakarta
Sekretaris Pengurus Yayasan Beasiswa Alumni AIP
Dewan Penyantun PPSDMS – Nurul Fikri
ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim seIndonesia)
Dewan Pembina ESQ 165
Dewan Penyantun Perkemi DKI – Jaya.


http://www.gafeksi.or.id/

MUSYAWARAH NASIONAL GAFEKSI

Musyawarah Nasional GAFEKSI akhirnya terselenggara juga, setelah mundur dari masa bakti seharusnya yaitu tahun 2008. Tepatnya, 2-3 Maret 2009 bertempat di Hotel Niko Jakarta perhelatan MUNAS dilangsungkan.

Banyak agenda yang akan dibahas dalam forum MUNAS GAFEKSI tersebut, khusus dari Jawa Timur, akan membawa agenda mengenai upaya-upaya pember-dayaan Pengusaha Pengurusan Jasan Kepabeanan (PPJK), dimana sebagian besar perusahaan anggota memberikan layanan jasanya, sekitar 80% dari jumlah anggota GAFEKSI.

Selain itu akan membahas masalah landasan hukum dari keberadaan perusahaan EMKL dan JPT guna memiliki dasar yang jelas dalam melakukan aktifitas usahanya, tak kalah penting juga dibahas pula masalah perubahan UU Pelayaran yang merubah pula status pemegang otoritas kepelabuhanan yang tentunya akan mempengaruhi keberadaan aktifitas usaha anggota secara langsung atau tidak langsung.

Pembukaan MUNAS dilangsungkan tidak sesuai dengan jadwal yang telah diagendakan, karena secara mendadak konfirmasi dari sekretariat Wakil Presiden menyampaikan kesediaan Bapak Moh. Jusuf Kalla untuk membuka MUNAS GAFEKSI di Istana Wakil Presiden pada tanggal 3 Maret 2009. Sehingga seluruh materi MUNAS pada tanggal 2 Maret 2009 tetap dilaksanakan walaupun pembukaannya baru dilakukan pada tanggal 3 Maret 2009.

Dari DPW GAFEKSI/INFA Propinsi Jawa Timur diwakili oleh sebagian besar pengurus dengan membawa surat mandat dari beberapa perusahaan anggota GAFEKSI Jawa Timur yang belum bisa hadir dalam MUNAS tersebut.

Harapan besar dibebankan pada pundak bapak Iskandar Zulkarnain sebagai Ketua Umum DPP GAFEKSI/INFA yang terpilih untuk masa bakti 2009-2014. Karena kepemimpinan DPP GAFEKSI yang baru ini diawali dengan kondisi ekonomi global yang mengalami krisis finansial yang berskala global. Sedangkan kondisi usaha forwarding dan EMKL dihadapkan pada persiapan teknis untuk menjalankan aplikasi ekspor impor yang terintegrasi dengan sistem National Single Window (NSW) yang akan dilanjutkan dengan ASEAN Single Window (ASW).

MUNAS tahun 2009 ini akan menjadi tonggak penting bagi keberlangsungan usaha anggota GAFEKSI untuk dapat melalui krisis global ini. (guslim-maret'09)

PENGURUS DPP GAFEKSI/INFA PERIODE MASA BAKTI 2009 S/D 2014

1. Iskandar Zulkarnain Ketua Umum
2. Mahendra Rianto Wakil Ketua Umum
3. Herry Susanto Wakil Ketua Umum
4. Arman yahya Wakil Ketua Umum
5. Yukki N. Hanafi Wakil Ketua Umum
6. Sahat Sianipar Bendahara
7. Anastasia Wakil Bendahara
8. Siti Ariyanti Adisoediro Sekretaris Jenderal
9. Anwar Satta Wakil Sekretaris Jenderal


http://www.gafeksi.or.id/

Wednesday, March 25, 2009

KUNCI SUKSES DIMULAI DENGAN INISIATIF

Oleh : Anthony Dio Martin

"Success comes from taking the initiative and following up... persisting... eloquently expressing the depth of your love. What simple action could you take today to produce a new momentum toward success in your life?" Anthony Robbins

Sering kali kita mendengar kata inisiatif. Bahkan mungkin saja setiap dari kita sudah sering mendengarnya saat kita masih kecil atau saat kita mulai bersekolah. Ketika kita kuliah ataupun saat mengikuti kegiatan organisasi, hingga saat sekarang ini, di mana kita bekerja atau melakukan bisnis, kata ini kerapkali terdengar.

Orang-orang di sekitar kita pun sering mengatakan, "Kalau mau sukses dan berhasil, intinya mesti dimulai dari inisiatif!". Bahkan seorang motivator kelas dunia seperti Anthony Robbins pun mengatakan bahwa kesuksesan itu datangnya dari inisiatif.

Saya pun teringat dengan sebuah cerita yang pernah diceritakan oleh teman saya. Alkisah ada seseorang yang bekerja kepada seorang bangsawan di Eropa. Suatu ketika, istri bangsawan itu memanggil seorang pekerjanya untuk diajak berbicara.

"Andrew, berapa lama Anda sudah tinggal dan bekerja bersama kami?", tanya istri bangsawan itu.

"Kira-kira sekitar dua puluh lima tahun, Nyonya" jawab Andrew. "Oiya, saya ingat kalau engkau dipekerjakan untuk memelihara satu-satunya kuda perang waktu itu," kata sang Nyonya.

"Benar sekali, Nyonya," jawab Andrew.

"Andrew, kuda itu sudah mati sepuluh tahun yang lalu", ujar sang Nyonya kepada Andrew. "Benar sekali, Nyonya." Jawab Andrew. "Jadi, apakah yang harus saya lakukan sekarang?", lanjutnya.

Hey! Jangan-jangan kita sama seperti Andrew.

Banyak orang tidak memiliki inisiatif dan menunggu selama bertahun-tahun agar orang lain memberitahukan kepadanya apa yang seharusnya dia lakukan, sehingga segala kesuksesan, keberhasilan, prestasi serta pencapaian-pencapaian yang harusnya telah kita raih tidaklah kita dapatkan dikarenakan kurangnya inisiatif dari kita.

4 Kategori pribadi berdasarkan inisiatifnya

Secara pribadi, saya ingin membagi empat kategori orang berdasarkan tingkatan inisiatifnya. Keempat kategori itu adalah:

Orang tipe pertama, orang-orang yang tidak pernah melakukan hal yang benar, tidak peduli apa pun yang dikatakan kepadanya. Orang yang termasuk dalam kategori pertama ini sering kali menjadi sumber masalah baik di dalam pekerjaan maupun dalam hubungan interaksinya.

Selain cuek, yang memperparah mereka adalah meskipun sudah diberitahukan hal yang benar, mereka tidak dapat mengerjakan sesuatunya dengan benar.

Namun, ini bukanlah sesuatu yang tidak bisa diperbaiki lagi.

Bahkan, kita tidak perlu 'menyepak' orangorang ini dari organisasi kita. Saya pun teringat pepatah dari novelis, Robert A. Heinlein yang pernah mengatakan, "A society that gets rid of all its troublemakers goes downhill." Ya, organisasi yang mengeluarkan para troublemaker-nya, malahan akan terpuruk. Saat ini, di tempat di mana kita menjadi sang pemimpin, mungkin saja ada orang-orang yang masuk dalam kategori ini.

Langkah terbaik yang harus kita lakukan bukanlah secara langsung dengan menghindari orang tersebut, tetapi mulailah dengan mengajak orang tersebut dalam proses coaching atau counseling. Mungkin saja ada pengalamanpengalaman masa lalu yang menyebabkan dirinya menjadi seperti itu. Ketika bisa diperbaiki, orang ini bisa jadi justru menjadi aset yang berharga.

Orang tipe kedua, orang-orang yang melakukan hal benar setelah diberitahukan lebih dari satu kali. Dibandingkan dengan tipe pertama, maka orang yang masuk dalam kategori ini tentunya lebih baik.

Jika dalam tim terdapat orang seperti ini, hal yang perlu dilakukan adalah sedikit bersabar.

Mungkin juga sebagai pemimpin, kita tidak memberikan arahan yang cukup jelas. Janganlah langsung menyalahkan mereka.

Orang tipe ketiga, orang-orang yang melakukan hal yang benar saat diberitahukan sekali. Rata-rata sebagian besar orang-orang di dalam tim biasanya masuk dalam kategori ini. Orang dalam kategori ini merupakan kelompok terbesar, sehingga kelompok ini dapat disebut sebagai kelompok standar (rata-rata).

Jika saat ini Anda mau menjadi orang luar biasa, maka perlu bergerak dari kelompok ini menjadi pribadi yang masuk ke orang dalam kategori keempat.

Orang tipe keempat, orang-orang yang melakukan hal benar tanpa harus diberitahukan. Inilah yang dikategorikan sebagai orang yang memiliki inisiatif. Untuk belajar tentang inisiatif, saya jadi teringat pada masa kecil saya di mana saya suka sekali mengamati kegiatan yang dilakukan oleh semut.

Semut-semut, meskipun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya, atau penguasanya, mereka mengumpulkan makanan pada waktu musim panas. Setiap kali ada kesempatan, mereka selalu mengumpulkan makanan dan selalu bekerja sama dalam mengumpulkannya.

Semuanya tampak terjadi, tanpa ada yang mengomando. Nah, jika semut saja bisa, harusnya setiap kita pun mampu melakukannya.

Jadi, kita bisa simpulkan bahwa salah satu rahasia besar untuk menjadi seorang pribadi yang sukses dan berhasil, adalah kemauan untuk mengambil berbagai inisiatif. Untuk itu, janganlah memiliki sikap hanya menunggu bola datang menghampiri, tetapi yang harus dilakukan adalah menjemput bola kemudian cetaklah gol dalam kehidupan. Ini khususnya berlaku dalam bidangbidang sales ataupun bisnis kepada customer.

Namun, dalam banyak pembicaraan, saya sering menemukan sekali orang yang hanya terus menunggu datangnya kesempatan.

Mereka terus berharap akan adanya peluang yang datang menghampiri hidup mereka.

Tentunya sampai beberapa tahun pun mereka akan tetap didapati sebagai orang yang dalam posisi yang sama. Alihalih menunggu datangnya kesempatan dan peluang dalam hidup kita, lebih baik kita mempersiapkan hidup kita saat ini dengan terus mengasah skill dan kemampuan, membangun networking, dll.

Pastikan pada saatnya kesempatan itu datang, Anda sudah siap! Saya pun jadi teringat oleh sebuah pepatah yang pernah disampaikan oleh sahabat saya, "Janganlah berdoa supaya kesempatan datang, tetapi berdoalah supaya Anda siap saat kesempatan datang!" Mungkin Anda pernah mengalami saat-saat dimana kesempatan datang, tetapi Anda justru belum siap. Betapa sayangnya! Maka, mulai saat ini mari berjanjilah untuk menjadi pribadi yang berinisiatif serta mempersiapkan segala sesuatunya, sehingga saat peluang ada di depan mata, Anda dapat meraihnya sehingga mampu menggenggam sukses dan keberhasilan Anda

bisnis.com

URL : http://web.bisnis.com/kolom/2id2058.html

Wednesday, March 18, 2009

SPIRIT MAULID DI HARI ULANG TAHUN

Ada beberapa moment menarik di bulan Maret ini jika kita cermati. Pertama, Munas IV Gafeksi pada 2-3 Maret telah menetapkan Bpk. Iskandar sebagai Ketua Umum Gafeksi baru periode 2009 -2014. Yang kedua, penilaian auditor eksternal bahwa penerapan ISO 9001:2000 di lingkungan IHB/FPS tidak berkembang yang ditandai pemberian empat temuan major (major findings) telah ditindaklanjuti, diklarifikasi sekaligus ditutup pada 6 Maret saat dilakukan special surveillance. Dan ketiga, hari ini, iklan Kompas sehalaman penuh memasang iklan tentang keberhasilan satu perusahaan kontraktor yang telah disertifikasi oleh WQA atas penerapan ISO 9001:2008 dan OHSAS 18001:2007 turut mewarnai.

Penyatuan dari sedikitnya tiga hal di atas beserta harapan-harapan besar di depan lainnya pada hari ini menjadikan hari ini menjadi penuh warna di saat milad PT Internusa Hasta Buana yang jatuh pada hari ini yang masih dalam suasana Maulid Nabi Muhammad SAW.

Beberapa prestasi mungkin sudah kita raih dalam kurun 17 tahun ini tapi pekerjaan di depan masih sangat banyak dan penuh tantangan. Kita tidak sedang mengagumi betapa prestasi yang kita raih menjadikan kita masih tetap survive sampai sekarang ini. Namun, kita ingin mengajak bahwa moment milad ini sesungguhnya saat untuk bercermin sampai di mana kita sudah melakukan perjalanan. Sudah seberapa dewasa kita dalam mengakomodasi segala kepentingan. Sudah pada tahap berapa kita menuju apa yang dinamakan organisasi yang langgeng (sustained).

Jika sekiranya kita sepakat bahwa saat ini organisasi ada pada level organisasi pemula (beginner), marilah kita membuat awareness kita semua untuk naik kelas pada tahapan berikutnya : organisasi proaktif. DIS ISO 9004 membuat batasan karakteristik organisasi level ini, yaitu :

1. Manajemen yang berorientasi pada pelanggan.
2. Implementasi sepenuhnya sistem manajemen mutu.
3. Hasil-hasil harus bisa diramalkan/diprediksi di depan.
4. Kinerja tindakan koreksi dan pencegahan secara sistematis dapat ditunjukkan.

Momen untuk muhasabah (hisab diri) dikaitkan dengan peringatan Maulid Nabi ini barangkali pada peneladanan sikap dan perilaku beliau dalam memimpin umat. Seorang motivator ulung dalam menggerakkan segenap aspek menuju keberhasilan bersama dalam masyarakat yang majemuk seperti Kota Madinah. Sampai sekarang masih bisa kita lihat lewat hadits-hadits peninggalannya, tidak ada satu haditspun yang mengandung penuturan/redaksi negatif dalam memberikan sabdanya meskipun beliau harus menghadapi sekian banyak orang/sahabat dengan beraneka karakter arab yang mungkin cenderung keras.

Jika pada waktu itu mereka – para sahabat itu – harus melakukan bai’at (sumpah setia), maka pada saat ini format itu mungkin berupa komitmen-komitmen. Bersepakat menjadi makmum yang taat aturan.

Perjalanan Nabi dengan segala peristiwa dan diterimanya wahyu-wahyu yang membentuk syariat merefleksikan sebuah pembelajaran baik bagi Nabi sebagai seorang manusia biasa maupun para pengikut dan masyarakatnya. Inipun amat sangat relevan bagi kita dalam membentuk baik kedewasaan bagi diri kita sendiri maupun organisasi tempat kita bernaung saat ini. Jika ini bisa diterapkan secara sistematis dan konsisten Insya Allah proses menuju pendewasaan dapat berjalan sesuai harapan.

Akhirnya, dalam kondisi yang mungkin kurang menguntungkan kita tetap harus mensyukuri segala hal positif yang kita terima, memantapkan komitmen kita di setiap tempat dan situasi, dan terus berjuang meraih sasaran yang menjadi kewajiban kita serta diiringi do’a semoga yang kita peroleh adalah yang paling baik sebagai hasil kerja keras kita. Mudah-mudahan upaya positif kita diridhoiNya dan digolongkan sebagai usaha yang bernilai ibadah. Amiiin .....

DIRGAHAYU PT INTERNUSA HASTA BUANA
Tetap Kobarkan Daya Juang Kita.


(JS)

Thursday, February 19, 2009

KAPAL YANG DILABUHKAN CAPAI 10%

17 February 2009

Ini merupakan rekor yang pantas membuat setiap insan pelayaran berdegup keras jantungnya bila menghadapi kenyataan semakin banyaknya kapal yang dilabuhkan (idle boxship) dan bangkrutnya perusahaan pelayaran sebagai dampak susulan. Dalam waktu tidak terlalu lama, sudah terdepak nama-nama "C& Lines" (Dongnama Shipping), "Senator Lines" (S-L), "EP Carriers" dan yang terakhir "New Econ Lines" (NEL).

Jumlah armada kapal yang menganggur karena dilabuhkan akibat sepinya muatan mendekati angka 1O% dari total armada kapal kontainer dunia. Hingga 12/2/2OO9 lalu, menurut catatan resmi ada 427 kapal kontainer atau 9,1% dari jumlah kapal yang beroperasi didunia saat ini. Dari jumlah diatas, 41 unit merupakan kapal berkapasitas diatas 5.OOO TEUs atau setara dengan kapasitas slot 27O.OOO TEUs.

Catatan yang dihimpun "Lloyd's MUI" - afiliasi dari "Lloyd's List" (LL) - menyimpulkan bahwa patokan "idle" (menganggur) adalah semua kapal yang tidak aktif (bergerak) dalam kurun waktu 2O hari berdasarkan "automatic identification system signals" (AISS) namun tidak termasuk kapal-kapal yang sering terkena kongesti di wilayah Afrika barat dan hal ini dikecualikan. Itu yang dibilang "idle boxship".

Selanjutnya, selain 41 unit tadi yang memiliki kapasitas diatas 5.OOO TEUs, terdapat juga 71 unit kapal berkapasitas diantara 2.5O1 - 4.999 TEUs sedangkan 138 unit lainnya merupakan kapal berkemampuan antara 1.OO1 - 2.5OO TEUs, semuanya tanpa aktifitas. Sektor terkecil ada dikapasitas kurang dari 1.OOO TEUs dan ternyata ada 177 unit kapal. Lantas, mau parkir dimana bila semakin banyak jumlahnya ? Jadi peluang bisnis dong he 3x.

Kelebihan jumlah armada kapal kontainer mulai dirasakan di kuartal terakhir 2OO8 lalu saat muatan mulai terseok-seok sementara pengiriman kapal-kapal baru terus bergulir. Menurut "AXS-Alphaliners" yang juga memproduksi statistik kontainer, kapasitas kapal yang tidak aktif (idle capacity) meningkat 5x dari 15O.OOO TEUs menjadi 8OO.OOO TEUs antara bulan Oktober 2OO8 dan awal Februari 2OO9.

Institusi lain pun ikut menguatkan kenyataan di lapangan bahwa volume memang sedang rontok, demikian dipaparkan oleh "Drewry Shipping Consultants" maupun "European Liner Affairs Association" (ELAA).

Setelah Natal kemerosotan volume tak terbendung sehingga harga pun ikut terperosok ke batas minimal (break-even). Adalah "Hapag-Lloyd" (H-L) yang mempelopori kenaikan tarif secepatnya.Setelah erosi harga hingga di titik O (nol) dan hal tersebut disadari oleh pelayaran manapun, tidak mungkin ter-cover untuk menutupi biaya operasional lebih lama, H-L berinisiatif menetapkan freight Asia - Eropa USD 1,OOO/2O' dan USD 2.OOO/4O' serta USD 2.1OO/4O' Hi-Cube, terhitung mulai 1/4/2OO9. Mampukah diterapkan di pasar saat kondisi sedang melemah ?

Kabar terkini datang dari OOIL induk organisasi "Orient Overseas Container Lines" (OOCL) yang ditegaskan oleh Chairman Tung Chee-chen. Selama kuartal 1 2OO9, OOCL akan mengurangi kapasitas 2O% hingga 3O% akibat krisis ekonomi global. OOCL merencanakan pengembalian kapal setelah masa sewanya berakhir di penghujung 2OO9, jumlahnya sekitar 13-14 unit.

Ini hanyalah gambaran kondisi pelayaran saat ini yang tengah diterpa krisis terberat sepanjang sejarahnya. Bila tak ada perbaikan dalam waktu dekat, dalam arti volume terus merosot maka kondisi terjelek adalah di akhir perjalanan tahun 2OO9 hanya akan tersisa beberapa pelayaran yang masih bertahan karena berhasil menyiasati strategi selama krisis atua beruntung memiliki cadangan dana segar simpanan tahun lalu.

Tetap berkarya dan tetap optimis.

Sumber : Dari Sana-sini.


http://www.ram-xp.com/news/index.php

Monday, January 19, 2009

SMOOTH

By : Santana


Man it’s a hot one
Like seven inches from the midday sun
I hear you whisper & the words melt everyone
But you stay so cool
My mu-equita, my Spanish harlem mona lisa
Your my reason for reason
The step in my groove

( bridge )
And if you say this life ain’t good enough
I would give my world to lift you up
I could change my life to better suit your mood
Cause you’re so smooth

And just like the ocean under the moon
Well that’s the same emotion that I get from you
You got the kind of lovin that can be so smooth
Gimme your heart, make it real
Or else forget about it

I’ll tell you one thing
If you would leave it would be a crying shame
In every breath and every word I hear your name calling me out
Out from the barrio, you hear my rhythm from your radio
You feel the turning of the world so soft and slow
Turning you round and round


(In Memoriam H. Hermansyah, Branch Manager FPS-Cikarang who passed-away 13 Jan 2009)
.