Y O U R....V I S I O N....I S....O U R....M I S S I O N

Thursday, July 9, 2009

LOKA KARYA "MEKANISME PENGADUAN PENGGUNA JASA B.C."

Dari Loka Karya Bea Cukai
MEKANISME PENGADUAN PENGGUNA JASA


Sebagai upaya berkelanjutan dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dalam melakukan reformasi internalnya, selama dua hari yaitu Senin dan Selasa, 6 dan 7 Juli 2009 DJBC bekerja sama dengan “GTZ SFGG” menyelenggarakan Loka Karya bertajuk “Mekanisme Pengaduan Pengguna Jasa” yang diikuti oleh pihak-pihak pengguna jasa kepabeanan yaitu :

- Importir/eksportir umum,
- Importir/eksportir mitra utama BC (MITA),
- Importir/eksportir jalur prioritas,
- Importir/eksportir pemegang fasilitas KITE,
- Pengusaha tempat penimbunan berikat (TPB), dan
- Perusahaan Penyedia Jasa Kepabeanan (PPJK),

Loka karya yang bertujuan antara lain merubah paradigma dari pandangan bahwa BC sebagai penguasa kepabeanan menjadi fasilitator bagi dunia industri dan perekonomian dalam arti seluas-luasnya di samping kinerjanya yang terkesan tidak kunjung membaik dan korup itu dibuka oleh Cerdas Kaban, Deputy Pelayanan Publik Kementerian PAN. Ikut memberikan sambutan pembukaan yaitu Thomas Sugiyata (Ketua Tim Percepatan Reformasi DJBC) dan Peter Rimelle, Principal Adviser GTZ SFGG yang merupakan fasilitator bagi terselenggaranya loka karya ini.

Pada siang harinya saat jeda di hari pertama Dirjen Bea Cukai Anwar Suprijadi berkesempatan meninjau pelaksanaan acara ini dan terlihat berbincang dengan beberapa peserta loka karya ini.

Loka karya ini merupakan jembatan bagi DJBC sebagai penyedia jasa dengan para penggunanya sebagaimana tersebut di atas dalam merumuskan langkah-langkah pembuatan survey pengaduan yang selanjutnya akan diikuti oleh loka karya lanjutan berupa analisis pemecahan masalah.

Pembagian Kelompok Pengguna Jasa

Penjelasan tentang definisi “Pengaduan (Complaint)” termasuk uraian tentang motivasi seseorang dalam mengajukan keluhan terlebih dahulu diuraikan dan dijelaskan kepada peserta di awal acara sebagai dasar pijakan/kesepakatan dalam melakukan loka karya ini.

Dalam menjaring keluhan-keluhan pengguna atas kinerja DJBC, peserta dikelompokkan menjadi 4 kelompok pengguna.

- Kelompok I : importer/eksportir umum dan PPJK
- Kelompok II : importer/eksportir MITA dan jalur prioritas
- Kelompok III : importer/eksportir pemegang fasilitas KITE, dan
- Kelompok IV : pengusaha tempat penimbunan berikat (TPB).

Dari beraneka macam keluhan yang dihimpun dari kelompok-kelompok tersebut selanjutnya dibuatkan kuesioner simulasi dan juga simulasi pelaksanaan surveynya sendiri. Selanjutnya, hasil simulasi survey ditabulasi dalam bentuk grafik sebagai satu bentuk teknik statistic.

Simulasi kuesioner dan simulasi survey ini nantinya dijadikan prototype pelaksanaan survey yang sesungguhnya bagi Tim Percepatan Reformasi (TPR) DJBC yang dijadwalkan dilaksanakan pada pertengahan Juli 2009 (penyelesaian kuesioner survey) dan 1 – 31 Agustus (pelaksanaan survey). Bulan Agustus 2009 ini akan dicanangkan sebagai Bulan Pengaduan Pengguna Jasa DJBC.

Untuk pelaksanaan survey nanti, loka karya telah menjaring relawan bagi pelaksanaannya dan penulis sendiri termasuk dalam Tim Relawan tersebut.

Keyakinan Pengguna Jasa tentang Hasil yang Diharapkan

Sebagaimana halnya berbagai langkah reformasi yang dilakukan terhadap institusi birokrasi, harapan dan keyakinan peserta akan langkah-langkah DJBC ini masih sangat minim kalau tidak dibilang sebagai bentuk ekspresi apatisme. Ini tergambar saat peserta diminta untuk memberikan “suara”-nya dalam bentuk umpan balik (feed back) penyelenggaraan loka karya ini di sesi akhir acara dua hari itu.

Dari kesepuluh item feed back yang disodorkan, kinerja penyelenggara (organizer) dan fasilitator masing-masing menempati peringkat pertama dan kedua. Ini bisa dimaklumi mengingat tempat penyelenggaraannya di sebuah hotel yang cukup bagus (Hotel Atlit Century Senayan) dan metodologi diciptakan sedemikian rupa sehingga terjadi interaksi yang seimbang di antara peserta yang di dalamnya termasuk juga Tim Percepatan Reformasi DJBC tersebut. Sementara itu, keyakinan akan hasil yang diharapkan dalam bentuk kecepatan pelayanan dan terhapusnya korupsi menempati peringkat paling bawah (kesepuluh).

Namun demikian, apapun persepsi yang masih membekas tentang kinerja DJBC, langkah yang telah dilakukan DJBC ini patut diapresiasi. Selanjutnya, keberhasilan termasuk terciptanya persepsi yang lebih baik menyangkut kinerja dan bersihnya praktek-praktek korupsi lebih berpulang pada orang-orang DJBC sendiri : mau ke mana?


Jaeroni Setyadhi
PT FPS Indonesia - Jakarta