Y O U R....V I S I O N....I S....O U R....M I S S I O N

Friday, January 13, 2012

KAMI AKAN SELALU RINDU BIMBINGANMU

Pada hari Rabu, 11 Januari 2012 yang lalu Iska Group melepas dua sosok terbaiknya untuk memasuki masa purna tugas. Dua sosok itu adalah Bpk. Aep Suparman yang terakhir menjabat sebagai General Manajer PT Internusa Hasta Buana dan Bpk. Nico AT Kalangie yang terakhir menjabat Kepala Cabang FPS Medan dalam suatu acara penglepasan menuju masa purna tugas di lantai 9, Graha Iska, Jakarta. Keduanya telah bergabung dan mengabdi di Iska Group masing-masing 8 tahun lebih dan 20 tahun lebih. Penglepasan ini bagi Iska Group adalah yang kesekian kali dari sebelumnya (Sulaeman / satpam, Tugino / domestik, Jawawi / Operasional, dan Rakhmat Syaugi (alm)/Operasional).

“Perpisahan” ini tentu saja membuat kita merasa sangat kehilangan manakala demikian dekatnya kita dengan kedua bapak ini bahkan mungkin telah kita anggap sebagai sebuah keluarga (besar).

Meski demikian, kita yakini pula bahwa sunatullah tetap berlaku di muka bumi ini di mana masa-masa aktif dan masa istirahat harus dipertukarkan seperti halnya pergantian antara siang dan malam. Para Bapak ini sudah selayaknya beristirahat dan mengisi masa sepuhnya. Meski demikian, Pak Iskandar menegaskan dalam sambutannya bahwa berakhirnya masa tugas bukanlah sebuah perpisahan, “hari ini bukanlah hari perpisahan, silaturahmi harus tetap selalu disambung terus …”.

Penggerak Awal

Pak Nico (atau kawan-kawan senior biasa memanggil Om Nico), bergabung dengan Iska Group sejak Mei 1991 yang waktu itu masih menggunakan nama PT Internusa Intan Segara dan merupakan satu di antara personel awal yang menggerakkan roda bisnis freight forwarding Iska Group ini. Berkantor di satu ruangan sempit yang disekat di lantai 3 di bilangan Ancol, Jakarta, Pak Nico menjadi ujung tombak marketing awal yang kemudian secara berangsur-angsur direkrut personel yang lain.

Jejak pengabdian beliau tidaklah diragukan, selain sebagai seorang marketing beliau juga telah berkeliling menjadi leader di beberapa cabang utama, yaitu Bandung (1995-2001), Surabaya (2001-2006), Bandung (2006-2008) dan terakhir Medan (2008-2012). Inilah jejak seorang marketing dan perantau sejati di mana tempat dan waktu bukanlah suatu hambatan.

Karya Kedua

Jika Pak Nico separuh pengabdiannya dicurahkan pada Iska Group, Pak Aep lain lagi ceritanya. Bagi beliau, Iska Group adalah ladang karya kedua setelah 30 tahun berada di unit-unit bisnis dan anak perusahaan Samudera Indonesia (1973-2003). “Salah satu daya tarik kenapa saya mau dan bersedia bergabung dengan Iska Group adalah karena lingkungan kerja yang agamis”, kesan beliau di acara penglepasan itu. Setidaknya ada 7 unit bisnis dan anak perusahaan Samudera Indonesia baik di pusat maupun cabang-cabang yang tenaga dan pikirannya dicurahkan untuknya. Sebuah loyalitas, ketekunan dan ketelatenan yang patut kita teladani.

TSS, Penuh Perhatian

Tentu saja tagline “TSS” di atas sudah sangat kita kenal termasuk siapa si empunya, dialah Pak Nico. Slogan yang “dipopulerkan” oleh beliau bukanlah sekedar slogan. Mba’ Tanti dalam kesan-pesannya memberikan semacam testimoni, “Slogan Pak Nico “TSS” itu bukanlah sekedar slogan tapi benar-benar dilakukan dan ditunjukkan oleh beliau, salah satunya pada saat beliau terserang stroke di pertengahan 2010 lalu. Saat terbaring lemah di rumah sakit, beliau masih berbicara soal pekerjaan dan memotivasi kita-kita yang sehat.”

Tidak hanya itu, perhatian kepada teman sejawat maupun anak buahnya juga tidak tertandingi. Kue, roti atau gorengan kerap kali muncul tanpa diminta, tidak hitung-hitungan, dan tanpa mengenal waktu : pagi, siang atau sore. Remeh-temeh memang, tapi itu sangat membekas dan berarti dalam pemotivasian. Demikian seperti yang dituturkan oleh Mba’ Tanti itu.

Hal yang sama juga ditunjukkan oleh sosok Pak Aep meskipun dalam bentuk dan suasana yang berbeda. Bagi yang pernah “sowan” ke kediaman beliau, di Cisaat, Sukabumi suasana kekeluargaan yang hangat sangat terasa. Suatu kali teman-teman FPS Jakarta berkesempatan untuk outing. Karena dananya “urunan”, maka rumah Pak Aep menjadi salah satu tempat menginap. Ternyata, sambutan keluarga Pak Aep demikian besarnya, seolah memahami kebutuhan para peserta outing. Makanan disediakan demikian melimpah dalam kegiatan 1 ½ hari itu. Belum lagi sambutan Ibu Aep yang demikian “nyundani” (analogi yang bagi orang “Jawa” : njawani).

Sebagaimana dalam kehidupan kita, sosok orang tua senantiasa sangatlah kita butuhkan baik dalam bentuk sharing pengalaman, kegigihan, dan perjuangan di masa lalu maupun bimbingan-bimbingannya. Kesabaran yang diekspresikan juga diperlukan yang seolah menjadi penyejuk di suasana hiruk pikuk pekerjaan yang demikian ketat kompetisinya. Hal-hal seperti itu telah ditunjukkannya oleh kedua Bapak kita itu selama ini.

Saat ini, Para Bapak itu mungkin tidak lagi satu ruangan, satu gedung, atau satu perusahaan, tapi kita akan tetap mengenangnya dan menjadi kewajiban kita untuk selalu menyambungkan tali silaturahmi apalagi dengan bantuan kecanggihan teknologi komunikasi saat ini. Kitapun akan rindu udara segar Cisaat, dan rindu suatu saat diundang ke sana.

Kita kini harus mampu melanjutkan keteladanan yang telah mereka goreskan di Iska Group selama ini, yaitu keuletan, kegigihan, loyalitas, kesediaan membimbing yang diiringi dengan kesabaran, keikhlasan dan tidak hitung-hitungan atau pamrih berlebihan.

Selamat beristirahat dan menikmati masa sepuh kepada beliau Pak Aep dan Pak Nico, kami akan selalu merindukan bimbingan dan semangat yang seolah tiada henti itu.


(JS)