Y O U R....V I S I O N....I S....O U R....M I S S I O N

Wednesday, November 28, 2007

MANFAATKAN KEKUATAN KATA-KATA

Oleh : Prof. Dr. Roy Sembel / Sandra Sembel


Sinar Harapan, 27 November 2007
Manajemen Diri

Kata-kata ada di mana-mana dan kitapun menggunakannya setiap saat. Ketika kita menulis, kita menggunakan kata-kata. Ketika kita berbicara kita menggunakan kata-kata. Ketika kita membaca, kita juga menggunakan kata-kata. Ketika kita berpikirpun, kita senantiasa menggunakan kata-kata.

Michael J. Losier dalam bukunya Law or Attraction mengatakan bahwa kata-kata kita mempunyai kekuatan yang dahsyat untuk mewujudkan getaran yang dipancarkannya. Jadi, mengapa kita harus menggunakan kata-kata yang tidak kita inginkan? Gunakan saja kata-kata yang mengungkapkan hal-hal yang menjadi harapan kita agar hal-hal tersebut bisa terwujud. Bagaimana caranya? Simak yang berikut.

Hentikan yang Negatif

Jangan terlambat.
Jangan mengambil rute itu.
Jangan panik.
Jangan ragu-ragu menghubungi saya.
Dilarang parkir di sini.
Dilarang merokok.
Dilarang buang sampah sembarangan.

Sepertinya kalimat-kalimat ini baik-baik saja. Sepertinya semuanya menunjukkan perhatian kita akan hal-hal positif.

Tetapi, ternyata kata-kata ini bisa mewujudkan hal-hal yang sebaliknya. Ketika kita berkata ”Jangan terlambat”, sebenarnya kita memancarkan ”energi” kekhawatiran akan keterlambatan tersebut.

Energi yang terpancar inilah yang akan membuat apa yang kita khawatirkan terwujud. Sebagai contoh, perhatikan pengalaman mantan bos pebulis : Ibu Emmy senantiasa menggunakan taksi untuk pergi ke kantor. Untuk itu, ia selalu memesan taksi pada pembantunya (ketika jasa pesan taksi melalui telepon belum lazim).

Pada suatu waktu, ia mendapat pembantu baru. Seperti biasa, Ibu Emmy memesan kepada pembantunya tersebut, “Mbak, tolong carikan taksi untuk saya. Taksi apa saja asalkan ‘jangan’ yang kuning, ya. Sekali lagi ‘jangan’ yang kuning.” Beberapa saat kemudian, sang pembantu datang dengan menaiki taksi berwarna kuning! Ternyata, kata-kata terakhir Ibu Emmy yang senantiasa diulang itulah yang diingat oleh sang pembantu.

Kata-kata ini berhasil terwujud. Kalau saja Ibu Emmy mengatakan, ”Ambil taksi yang biru ya” dan mengulang kata-kata biru tersebut, dapat dipastikan Ibu Emmy juga akan mendapatkan taksi berwarna biru. Hasil survey juga membuktikan bahwa kata-kata yang kita gunakan memiliki energi untuk menggerakkan kita mewujudkannya. Jadi, gunakan kata-kata yang memancarkan energi positif , yaitu kata-kata yang mengungkapkan harapan dan keinginan kita.

Ganti yang Positif

Di sebuah taman kanak-kanak, para guru diberi pelatihan untuk mengganti kata-kata negatif (hal-hal yang ingin dihindari) dengan ungkapan yang positif yang ingin diwujudkan dalam berkomunikasi dengan anak-anak. Sebab, penelitian mengungkapkan bahwa yang diingat orang adalah kata-kata atau ungkapan yang diberi penekanan dengan perasaan dan perhatian.

Sebagai contoh, perhatikan tabel di bawah yang membandingkan dua ungkapan yang sama dengan kata-kata yang berbeda : yang satu menggunakan ungkapan negatif (yang tidak kita inginkan), yang lain menggunakan ungkapan positif (yang menjadi harapan kita).

Ungkapan Negatif Ungkapan Positif

* Jangan lari * Jalan saja
* Jangan buang sampah * Buang sampah di
sembarangan tempat sampah
* Jangan panik * Tenang saja
* Jangan ribut * Bicara pelan saja


Ternyata, dengan cara mengganti kata-kata negatif menjadi positif, para guru berhasil membuat siswa melakukan apa yang mereka inginkan. Jadi, dari ilustrasi ini kita belajar bahwa kata-kata yang kita gunakan (baik negatif ataupun positif), memiliki kekuatan untuk mengundang semesta mewujudkannya.

Jadi, di manapun kita berkarya dan pekerjaan apapun yang kita lakukan, pastikan agar kata-kata yang kita gunakan adalah kata-kata atau ungkapan yang mengandung harapan dan keinginan yang hendak kita wujudkan.

Biasakan Berkata Positif

Setelah kita tahu bahwa kata-kata mempunyai kekuatan dahsyat untuk mewujudkan makna yang terkandung di dalamnya, kita bisa mulai memilih kata-kata positif untuk kita gunakan dalam seluruh aspek kehidupan kita : apa yang kita ucapkan, apa yang kita pikirkan, apa yang kita baca, dan apa yang kita amati.

Dalam berkata-kata, daripada mengucapkan ”jangan ragu-ragu menghubungi saya jika ada yang ingin Anda tanyakan,” akan lebih baik jika mengucapkan ”hubungi saya segera jika ada hal yang ingin Anda tanyakan.” Daripada berpikir dengan menggunakan kata-kata ”Saya tidak boleh panik dalam menghadapi situasi ini”, lebih baik kita berpikir dengan kata-kata positif, ”Saya harus tenang dalam menghadapi situasi ini”.

”Daripada membaca buku, atau majalah yang dipenuhi dengan ungkapan-ungkapan negatif, lebih baik kita mengambil buku-buku, artikel atau majalah yang banyak menggunakan kata-kata positif. Daripada menonton sebuah tayangan yang banyak berisi ungkapan negatif, lebih baik kita memilih tayangan yang lebih banyak menggunakan ungkapan positif.

Jadi intinya, di manapun kita berada, apapun yang kita pikirkan, ucapkan, dan amati, pastikan kita memilih hal-hal yang menggunakan kata-kata positif. Jika kita dikelilingi kata-kata positif, energi positif yang dipancarkan akan mempercepat kita untuk mewujudkan hal-hal positif yang ingin kita raih.

Pupuk Kebiasaan

Nah, jika kata-kata positif dapat berwujud menjadi hal-hal positif, mengapa tidak kita mulai untuk memupuk kebiasaan menggunakan kata-kata positif. Buatlah daftar kata-kata ”negatif” yang sering kita gunakan, coba cari padanan katanya yang lebih mengungkapkan apa yang ingin kita wujudkan. Masukkan kata-kata ataupun ungkapan tersebut dalam kosa kata yang aktif kita gunakan sehari-hari.

Mungkin kita bisa memulai dari satu ungkapan terlebih dahulu, untuk kemudian kita tambah lagi setiap hari ataupun setiap minggu, sampai akhirnya kebiasaan tersebut terbentuk. Jika kita sudah memiliki kebiasaan untuk memilih dan menggunakan kata-kata positif, kata-kata tersebut akan mengalir secara otomatis di pikiran, ucapan, bacaan, dan tayangan yang kita pilih. Akhirnya, kita tinggal memetik keuntungan dari kata-kata positif yang kita gunakan tersebut.

Masih adakah kata-kata negatif yang sering Anda gunakan? Ganti kata-kata negatif dengan yang positif, tanamkan kebiasaan menggunakan kata-kata positif. Sukses untuk kita semua.

Wednesday, November 21, 2007

EXPECTING FOR A FAIR RULE ON LOGISTICS

Ocean Week
No. 141 / VI, November 7-20, 2007


Indonesia might soon issue a new transportation law, a new rule to synergize the three transportation modes : land, sea, and air transportation, in bid to prevent overlapping among operators.

Commending the new law, a source from Transportation Department disclosed in a discussion with Ocean Week, "We have to update our concept, meaning that transportation cannot be segmented anymore. Transportation is now running in multimodal system."

The source further said that in the future, Indonesia will need to adopt a total logistic system, toward the free trade system including the Asean open market. In addition, the system also needed to anticipate the new investment law, a new rule that gives wider opportunity to foreign companies to do investment.

But many parties, including local logistic providers, are so wondering with the new transportation concept, saying it is so potential for foreign companies' domination.

Moreover, according to the new bill relating investment, foreign companies can build a joint venture with local companies with shareholding of 49% at maximum. But, the transportation draft law (RUU) does not say in detail the sector of transportation that the foreign companies can be involved.

"They (foreign companies) can do investment from up-stream to down-stream," Bambang K. Raswadi, Chairman of Indonesian Stevedoring Companies Association (APBMI) told Ocean Week. "If they are allowed to invest in up and down stream, the national companies are threatened due to less competitive."

Bambang also explained that, though they would invest under JV with local companies, foreign companies would dominate in view of their strong capital. "Local companies might only get business in document handling," he said.

The progress of global integrated logistic system is also something that should be worried by national companies because under the system, the government connot do protection. "Indonesia must be affected by the system. Moreover the government tends to adopt the integrated logistic system (ILS)."

ILS that has been adopted by some neighboring countries remains the global business trend to cut borders among countries in doing business activities, though some of them still run protection. Some developing countries to protection through obliging the foreign companies to build JV with local companies.

Adoption of the ILS in the transportation draft law, according to Bambang, would threaten the national logistic providers. "ILS will be a threat for national logistic providers." Echoing the view, an executive from Indonesian National Forwarders' Association said, "ILS will give us disadvantage, the national logistic providers in particular."

Meanwhile, M. Kadrial, General Secretary of Indonesian Express Association (Apresindo), expect the national companies not to be paranoid. "I don't see any points that threaten the national companies in the draft. The government must be committed to make the national companies survive, I guess," Kadrial, who is also a Director of PT RPX Group, said.

RPX is a national leading logistic provider with seven business segments. The company is also acting as representative of US Fedex in Indonesia. "In addition to transportation RUU, post RUU also protects the national logistic providers," he said. [dj/ow]

Thursday, November 8, 2007

RI LAPORKAN KEMAJUAN KONSOLIDASI LOGISTIK


06 Nopember 2007


JAKARTA, Bisnis Indonesia: Indonesia akan menyampaikan perkembangan konsolidasi sektor logistik Indonesia pada Asean Federation of Forwarder Association (AFFA) yang berlangsung hingga hari ini di Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam, terkait dengan liberalisasi logistik di Asean.

Ketua Kompartemen Bidang SDM Gafeksi Siti Aryanti Adisoediro mengatakan pada pertemuan tahunan AFFA yang berlangsung 5-6 November 2007 tersebut seluruh anggota Asean akan membahas a.l. soal roadmap (peta jalan) liberalisasi logistik di Asean.

Direktur Eksekutif DPP Gabungan Forwarder dan Ekspedisi Indonesia (Gafeksi) Wellyantina Waloni mengatakan pihaknya juga akan? menyampaikan soal pelatihan dan pendidikan sumber daya manusia di sektor forwarding di Tanah Air.

"Soal perkembangan pendidikan dan SDM forwarder di Indonesia juga akan kami sampaikan," kata Siti yang masih di Brunei Darussalam kepada Bisnis, kemarin.

Gafeksi sendiri baru-baru ini mendesak pemerintah segera membenahi sektor logistik secara menyeluruh yang mengarah pada pemberdayaan pengusaha lokal di era globalisasi.

Siti mengatakan dalam penataan sektor logistik ke depan, pemerintah perlu segera menentukan departemen mana yang menaungi bidang usaha tersebut.

Selain itu, pemerintah juga diharapkan menyusun dan menerbitkan Undang-Undang (UU) Transportasi atau UU Logistik serta mempercepat proses pembahasan dan penetapan regulasi agar dapat lebih mengakomodasi perkembangan sektor logistik.

Dia mencontohkan di China, dampak komitmen World Trade Organization (WTO) mendorong pemerintah negara itu lebih fokus pada peningkatan manajemen rantai pasokan. Demikian pula pengembangan pengaruh multimoda terhadap rantai pasokan didukung oleh pakar internasional.

Selain itu, paparnya, investor diwajibkan mampu menangani semua kebutuhan konsumen di satu atap serta peningkatan jumlah SDM yang berkualitas seiring dengan perkembangan industri.