Y O U R....V I S I O N....I S....O U R....M I S S I O N

Tuesday, October 14, 2008

DI BALIK KESULITAN, ADA KEMUDAHAN

Andrie Wongso, seorang motivator asal Malang yang terkenal pernah mengatakan “Janganlah engkau lembek menghadapi kehidupan karena nantinya kehidupan akan keras kepadamu. Sebaliknya, “keras”lah kepada kehidupan agar engkau dapat menundukkannya”. Kalimat yang memotivasi ini kiranya relevan dengan semangat yang dijiwai oleh Para Climbers lewat program yang dinamakan Program CTP, climb to the top yang digulirkan sejak Oktober 2007. Sebuah semangat pantang surut seperti semangatnya para petugas pemadam kebakaran : pantang pulang sebelum padam!



Seberapa besar semangat yang telah ditransformasikan menjadi prestasi setidak-tidaknya telah ditunjukkan oleh para pendaki ini dalam dua pelantikan kenaikan tingkat dari hijau menjadi biru. Pelantikan pertama dilakukan pada 18 Juli 2008 bertepatan dengan pelaksanaan RTM-5, dan yang kedua pada 13 Oktober 2008.


Pada pelantikan yang kedua yang dilakukan setelah dilangsungkan rapat gabungan climber ekspor dan impor yang juga dihadiri oleh Dwi Asis Budianto, perwakilan climber Jawa Tengah dan Helmi Basalamah, perwakilan climber Jawa Timur serta seluruh anggota climber wilayah barat itu ditetapkan 3 climbers yang berhasil naik tingkat dari Green Level ke Blue Level, yaitu :

- Dahlia, Cargo Consultant FPS Jakarta
- Dicky Octavian, Cargo Consultant FPS Bandung, dan
- E. Yudhi Prihantoro, Seafreight Supervisor FPS Jakarta


Mereka berhak atas uang tunai masing-masing sebesar Rp 500.000,- dan menginap satu malam di Mercure Hotel, Jakarta atau Putri Gunung Hotel, Bandung.


Penggantian tag dari hijau ke biru (kiri ke kanan) : Dahlia, Dicky dan Yudhi di ruang rapat lantai 2 Ancol masing-masing dilakukan oleh Bpk. Hendratmoko, Bpk. Aep dan Bpk. Erwin Saropie


Pelantikan yang berlangsung dalam situasi ekonomi global yang memprihatinkan itu kiranya menjadi moment cukup penting di mana kita mencoba mengingatkan kembali keyakinan kita bahwa “sesungguhnya, di balik kesulitan itu ada kemudahan” sebagaimana disampaikan Bpk. Hendratmoko dalam memberikan sambutan pada acara pelantikan itu. Hal ini bukanlah isapan jempol karena krisis multidimensi tahun 1997 yang lalu juga telah dilalui oleh perusahaan yang berada di lingkungan Iska Niaga Darma itu dengan selamat sejak krisis hingga beberapa tahun sesudahnya.

Selain Bpk. Hendratmoko tim manajemen yang hadir dalam rapat gabungan climbers itu adalah Bpk. Aep Suparman, Bpk. M.Yasin dan Bpk. Farid Sudarno.




Suasana rapat gabungan climbers (ekspor, impor dan perwakilan climber Jawa Tengah dan Jawa Timur)

Menanggapi penghargaan yang diberikan oleh manajemen ini Dahlia, climber yang memperoleh volume tertinggi dari dua climber lainnya, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada manajemen yang telah memberikan perhatian atas prestasi yang diraihnya. Menurutnya. kunci keberhasilannya itu diawali dengan tanggapan positif atas program yang digulirkan dibarengi dengan rasa tanggung jawab untuk melaksanakannya. “Saya sih positif saja atas program-program yang ada, dan selanjutnya jalani saja”, demikian dikatakannya di sela-sela kesibukan setelah menerima reward ini. Lebih lanjut dia mengharapkan bahwa program yang lain bisa juga dijalankan untuk teman-teman di luar marketing meskipun pengukurannya agak susah karena banyak bersifat kualitatif. “Tanpa dukungan dan peran para supporting tak mungkin prestasi ini bisa diraih apalagi dipertahankan”, tambahnya menutup pembicaraan.

Tanggapan lain datang dari Yudhi yang meskipun bukanlah seorang Cargo Consultant secara definitif tapi tugas fungsinya sangat lekat dengan marketing. “Saya biasakan berdo’a sebelum berangkat kerja, kemudian coba perbanyak silaturahmi. Prospek itu bisa datang dari mana saja”, katanya. Dicky Octavian, Cargo Consultant yang belum begitu lama bergabung dengan FPS Bandung menambahkan bahwa keberhasilannya selain dengan memperbanyak dan mengintesifkan kunjungan (visiting) kepada prospek dia juga banyak melakukan e-selling.

Budaya Mutu
Pemberian penghargaan kepada climbers ini merupakan satu dari sekian penerapan budaya mutu di lingkungan perusahaan. Ada beraneka cara merapkan budaya positif ini. Pemahaman rangkaian antar-proses bagi setiap individu karyawan dalam bentuk “saling melayani” (vendor -> organisasi -> customer) sangat berarti bagi setiap pencapaian baik pencapaian lifting maupun kualitas hasil kerja bagi setiap proses. Kesadaran bahwa seluruh komponen organisasi (baca: perusahaan) merupakan satu tim (team work) adalah harga mati yang harus kita miliki bersama. Demikian juga kesadaran bahwa hasil kerja yang terbaik yang berasal dari proses yang tanpa cacat saja yang layak diteruskan untuk diproses lanjut. Yang terakhir ini jika ditemukan ketidaksesuaian maka sebagai “customer internal” Anda berhak menolak hasil proses kerja itu satu di antaranya dengan menerbitkan permintaan tindakan pembetulan (corrective action requests). Dan banyak lagi penerapan budaya ini yang digali dari value yang hendak ditegakkan di lingkungan kerja kita.

Masih Banyak Waktu
Program CTP yang sedianya berakhir pada akhir tahun ini (Desember 2008) oleh manajemen diperpanjang hingga Juni 2009. Manajemen juga berkomitmen untuk memberikan reward yang lebih menarik untuk program-program di masa mendatang termasuk dibukanya kesempatan bagi siapa saja yang berprestasi secara signifikan untuk menduduki posisi kepala cabang khususnya cabang baru untuk daerah yang sedang dibidiknya.

Selamat berprestasi, sukses adalah hak kita!!!


(JS)