Y O U R....V I S I O N....I S....O U R....M I S S I O N

Monday, May 28, 2012

PERINGKAT LOGISTIK INDONESIA MELONJAK KE-59


21 May 2012 16:13

Dalam dua tahun, peringkat kinerja logistik Indonesia berhasil melonjak ke posisi 59 pada 2012 dari posisi 75 tahunb 2010. Kenaikan peringkat ini tidak terlepas dari upaya-upaya perbaikan yang dilakukan, seperti penerapan national single window system.

Demikian laporan Bank Dunia tentang peringkat kinerja logistik (logistics performance index) 2012. Jumlah negara yang disurvey mencapai 155 negara, sama seperti tahun 2010.

Singapura saat ini berada di peringkat teratas, disusul Hongkong di tempat ketiga, lalu Finlandia, Jerman, Belanda, Denmark, Belgia, Jepang, Amerika Serikat dan Inggris.

Khusus Indonesia, lima dari enam komponen penilai terjadi perbaikan, yakni customs (efisiensi proses bea cukai), international shipments (kemudahan dalam membentuk harga yang kompetitif dalam pengiriman internasional), logistic competence (kompetensi dan kualitas pelayanan logistik), tracking and tracing (kemampuan melacak dan mengetahui status pengiriman), dan timelines (ketepatan waktu). Satu-satunya yang tidak berubah adalah komponen kualitas infrastruktur (pelabuhan, rel kereta api, jalan dan informasi teknologi).

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan, Distribusi dan Logistik Natsir Mansyur mengatakan, peringkat kinerja logistik yang meningkat tersebut merupakan langkah yang positif untuk memajukan pertumbuhan ekonomi nasional pada 2015, terutama ketika memasuki Asean Economic Community.

“Pemerintah dan dunia usaha harus bisa lagi meningkatkan sistem logistik nasional. Apalagi setelah dikeluarkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2012 tentang cetak biru pengembangan sistem logistik nasional,” ujar Natsir.

Natsir menilai, dengan adanya peraturan Sislognas, sistem logistik bisa lebih baik. Menurut dia, Kadin meminta pemerintah untuk meningkatkan beberapa hal terkait sistem logistik agar lebih berkembang. Hal pertama adalah peningkatan revitalisasi biaya angkutan truk logistik, terutama karena armadanya yang kebanyakan telah berusia tua. Hal lain yang harus dikembangkan adalah pembangunan pelabuhan darat (dry port) di daerah perbatasan. Menurutnya, daerah perbatasan memiliki SDA yang tinggi dan itu merupakan salah satu penopang ekonomi. Dan hal yang berikutnya adalah pentingnya peningkatan sistem logistik migas. Menurutnya, sistem logistik migas yang baik dapat mencegah kesenjangan harga di wilayah barat dan timur Indonesia.

Dilansir dari Investor Daily, 21/5