Y O U R....V I S I O N....I S....O U R....M I S S I O N

Friday, August 6, 2010

ONE HEART, ONE TEAM FOR SUCCESS

Dari RTM-XI FPS Indonesia


Salah satu proses manajemen yang tidak boleh ditinggalkan adalah evaluasi kinerja. Dalam kaitan dengan penyelenggaraan rapat tinjauan manajemen (RTM), evaluasi kinerja menjadi masukan tinjauan yang selanjutnya dijadikan rujukan bagi perencanaan manajemen. Sebab, rapat tinjauan merupakan salah satu proses perencanaan ke depan berdasar pada masukan-masukan tinjauan sebagaimana dipersyaratkan dalam klausul 5.6.2 ISO 9001:2008 termasuk kinerja.

Kinerja Cabang
Salah satu hal yang menggembirakan dari kinerja cabang adalah pencapaian yang diraih oleh Cabang Solo, Denpasar dan Tangerang yang mencapai bahkan melebihi target. Kegembiraan ini lebih-lebih karena pencapaian diraih setelah diklasifikasinya cabang-cabang menjadi kategori A, B, dan C. Ketiga cabang di atas masing-masing berkategori C untuk Solo dan Tangerang dengan target net profit minimal Rp 75 juta setahun, dan kategori B untuk Cabang Denpasar dengan target net profit minimal Rp 500 juta setahun. Lebih jauh, apresiasi pantas diberikan kepada Cabang Denpasar dan Cabang Solo yang secara konsisten pencapaian net profitnya lebih dari 100% dari waktu ke waktu. Tercatat, Cabang Denpasar konsisten dengan pencapaian lebih dari 100% sejak RTM-IV (April 2008) dan Cabang Solo sejak RTM-VIII (Juli 2009).

Project dan Program KPR
Termasuk dalam evaluasi kinerja adalah rekomendasi dari RTM sebelumnya. Program yang direkomendasikan dari RTM yang lalu yang dievaluasi dalam RTM yang berlangsung pada 3-4 Agustus 2010 lalu adalah Project dan Program KPR (kreativitas, prestasi, rewards).

Rekomendasi untuk mencari project cargo ditujukan agar target yang tertuang dalam budget 2010 dapat dicapai secara maksimal. Dari 13 cabang, hanya 9 cabang yang sudah mulai mencoba menggarap project handling ini. Dan, dari 9 cabang itu, hanya Jakarta, Surabaya, Yogya, dan Medan yang telah merealisasikannya. Denpasar dan Solo yang disebut di atas, yang pencapaiannya melebihi budget justeru belum merambah “produk” yang satu ini. Artinya apa? Artinya, bahwa bisnis konsolidasi / LCL yang merupakan core business selama ini adalah bisnis inti yang membedakan dari bisnis lain di lingkungan Iska Niaga Darma sebagaimana ditinjau dari “kesejarahan” bahwa FPS adalah “divisi laut (seafreight) dari Internusa”. Atau meminjam istilah yang diberikan Pak Iskandar, “IHB adalah ibunya FPS”.

Adapun Program KPR (kreativitas, prestasi, rewards) boleh dibilang merupakan penyediaan “ruang” inovasi bagi cabang-cabang, tujuannya sama seperti di atas, dalam rangka memenuhi target yang dibudgetkan. Beberapa cabang telah mendeklarasikan nama programnya, antara lain Cabang Medan dengan namanya “Do the Best”. Masih belum memperlihatkan hasilnya memang. Tapi, dengan keyakinan penuh sesepuh kita Pak Nico Kalangie memberi motivasi kepada teman-teman cabang yang lain.

“Dengan penamaan tersebut, kita inginkan terwujudnya satu hati, satu tim untuk mencapai kesuksesan bersama. One heart, one team for success”, tandas Pak Nico dalam menguraikan pelaksanaan program-program yang dilaksanakan oleh Cabang Medan itu.

Program KPR dari cabang lain dengan penamaannya antara lain : Save the Branch (Cikarang), LEAD (listen, explore, analyze, do) (Tangerang), dan sejumlah program lainnya.

Penyerahan Sertifikat OHSAS 18001:2007 oleh NQA
Sebagaimana kita maklumi, tindak lanjut dari rekomendasi RTM sebelumnya (RTM-X) adalah juga berbentuk penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) di FPS Cabang Jakarta dengan standarnya OHSAS 18001:2007 1). Penerapan standar ini juga sekaligus dalam rangka memenuhi persyaratan (calon) pelanggan (customer requirements) khususnya yang bergerak di bidang project. Implementasi yang normalnya memakan waktu 3-4 bulan itu, alhamdulillah, berkat “one-heart” dan “one team” dari seluruh penghuni Graha Iska 165 sebagaimana yang Pak Nico istilahkan itu, implementasi dapat ditempuh hanya dengan 1 ½ bulan, dengan pernyataan badan sertifikasi, NQA, “recomended to be certified” di akhir kesimpulan 2nd stage initial audit pada 23 Juni 2010.

Penyerahan secara formal Sertifikat OHSAS 18001:2007 ini dilakukan oleh Pak Putra dari NQA kepada Pak Hendratmoko di awal sesi RTM ini.

Dengan dimilikinya sertifikat OHSAS 18001 ini, kesempatan untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan project bagi teman-teman cabang semakin terbuka dengan, tentu saja, memakai “FPS-Jakarta” sebagai benderanya.

Manajemen Perubahan 2)
Selaku pucuk pimpinan, Pak Iskandar secara eksplisit baik di awal maupun di sesi penutupan RTM menegaskan pentingnya kesadaran tentang perubahan. Dalam konteks organisasi, tentunya hal ini dapat diterjemahkan sebagai manajemen perubahan (change management).

Perubahan yang sangat cepat di lingkup global maupun makro demikian pesatnya. Sebut saja misalnya, perubahan teknologi informasi yang sangat gencar, Asean Single Windows (ASW) yang akan diberlakukan pada 2012 dalam rangka menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015, dan oleh karena itu adaptasi terhadap pemberlakuan National Single Windows (NSW) secara penuh pada Oktober 2010 mesti dipercepat pemahamannya khususnya prosedur-prosedur yang berbasis I.T dan eksesnya di lingkungan Iska Niaga Darma. Demikian juga perubahan di dunia bisnis dan perdagangan pada umumnya, perlu adaptasi dengan mempertimbangkan tingkat percepatannya.

Perubahan proses ekspor-impor dalam rangka INSW itu pulalah yang menjadikan diskusi operasional yang diagendakan dalam RTM ini begitu sengit. Dan secara umum peserta diskusi cukup dapat memaklumi terhadap permasalahan yang demikian banyak di sisi operasional akhir-akhir ini.

Terkait dengan keniscayaan terhadap respon atas perubahan itu, kebijakan lain terkait dengan teknologi informasi dan kepegawaian juga mendapat perhatian dalam RTM ini. Dan, penuangan kebijakan-kebijakan yang nanti akan diimplementasikan mudah-mudahan selaras dengan kecepatan perubahan eksternal.


(JS)



--------------------------
1) OHSAS = Ocupational Health and Safety Assessment Series
2) Penyadaran (awareness) tentang manajemen perubahan menjadi keharusan sesuai klausul 4.3.1.5 OHSAS 18002:2008.