Y O U R....V I S I O N....I S....O U R....M I S S I O N

Monday, February 28, 2011

ALFI USULKAN PPN FORWARDING 1%

Asosiasi Logistik dan Forwarding Indonesia / ALFI (dulu Gafeksi) mengusulkan kepada pemerintah supaya dasar pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) atas pengangkutan jasa forwarder diperhitungkan kembali sehingga persentase PPN 10% dapat menjadi hanya 1%, mengingat hal itu untuk memacu daya saing.

Herry Susanto, Wakil Ketua Umum Bidang Kepabeanan ALFI kepada Ocean Week beberapa waktu lalu pernah menyatakan, bahwa pengenaan PPN 10% pada pengangkutan forwarder (freight forwarder) diberlakukan tanpa dasar perhitungan yang jelas.

"Harus ada perhitungan ulang karena spesifikasi jasa forwarder yang masuk dalam perhitungan pajak ini tidak jelas. Kami telah mengusulkan apa saja yang masuk dalam sektor forwarder. Dan dalam perhitungan kami, PPN untuk forwarder diusulkan 1%. Sekarang ini masalah tersebut sedang dibahas dengan pihak-pihak terkait," ujarnya.

Dia menceritakan, 15 tahun lalu, margin keuntungan freight satu peti kemas untuk perusahaan jasa bisa mencapai US$ 250. "Sekarang ini, untuk dapat untung US$ 25 saja sulit," ungkapnya.

Dengan demikian, perhitungan kembali dasar pengenaan PPN untuk freight forwarding diharapkan dapat memicu daya saing bisnis ini kembali.

Herry berharap pemerintah bisa mengerti aspirasi kalangan usaha ini. Seperti diketahui bahwa Shipping Line [maskapai pelayaran] untuk ocean freight [angkutan laut] tidak dikenai PPN karena penyerahan barangnya di luar wilayah pabean. Namun, di dalam negeri ini justru menekan karena biaya angkutan saja sudah tinggi. (ow)


Sumber: Ocean Week, No. 220/X, February 26 - March 10, 2011

Friday, February 25, 2011

SAFETY IN CONTAINER MOVEMENTS CONCERNS ILO

One in every six container journeys results in damaged cargo, and many incidents are caused by bad packing, according to a new report.

Feb 17, 2011


The risk of accidents in container shipping are increases as its market share increases, from about 16 percent of the world's movement of goods, according to an International Labour Organization report prepared for an ILO Global Dialogue Forum on Safety in the Supply Chain in Relation to Packing of Containers, set to be held in Geneva, Switzerland on Feb. 21-22. The meeting will seek a common approach throughout the supply chain to ensure the application of the appropriate standards for packing containers.

Container shipped began in 1956, and today, 20-, 40- and 45-foot-long international freight containers can carry tons of cargo and support as many as nine similarly loaded containers, according to ILO. Their use continues to increase, with more and more of them carrying cargo from China to the United States and Europe.

"The majority of these containers are from established shippers with sophisticated dispatch facilities who understand the stresses and forces to which containers are subjected throughout the supply chain," according to the organization. "However, there is also evidence that many accidents in the sector are attributed to poor practices in relation to packing of containers, including overloading."

"If you think any fool can stuff a container, think again. One in six container journeys results in damaged cargo. Many incidents are caused, or made worse, by bad packing. Losses exceed $5 billion a year, according to the United Kingdom P&I Club, one of the oldest protection and indemnity insurers worldwide," said Marios Meletiou, ILO's senior Ports and Transports specialist. "This has caused major concern particularly because the victims of accidents attributed to poor practices in packing containers can be the general public, transport workers, or their employers, who have no control over the packing of containers.

"For a better understanding of the forces, packers should be invited to participate in interactive training programs that are readily accessible and appropriate. It would also be relevant to examine whether there is a need for accredited certification to demonstrate a candidate's successful completion of the course," said Meletiou.

One training program is the ILO Portworker Development Programme, which includes two training units on packing containers.

"The ILO report shows that there are a multitude of stakeholders in the various sectors involved in the supply chain. An analysis of these findings demonstrates that the stowage and securing of goods, the establishment of responsibilities and implementation of rules, regulations, and best practice, as well as the interlinking of all the players in the supply chain and communication (or lack thereof) will all have an impact on safety in the industry," said Alette van Leur, director of ILO's Sectoral Activities Department.


http://www.1105newsletters.com/t.do?id=7130083:26341782

Monday, February 21, 2011

PERUBAHAN, SUATU KENISCAYAAN YANG HARUS DILALUI

(Dari Pelantikan Jabatan Baru, Kepala Cabang dan Rotasi Kepala Cabang FPS Indonesia)


Di dunia ini tidak ada yang abadi selain perubahan. Kalimat ini tentunya sudah demikian akrab di telinga kita karena seringnya dilontarkan oleh para tokoh masyarakat dan cerdik cendikia melalui media massa. Pertanyaannya, apakah kita sudah siap terhadap segala perubahan baik yang cepat atau lambat yang harus kita lalui?

Manajemen Perubahan
Perjalanan hidup setiap orang bisa saja dijadikan model bagi perubahan yang terjadi di setiap fase kehidupan. Lihatlah, setiap orang memulai kehidupannya dari bayi, lalu menjadi kanak-kanak, lantas remaja, dewasa, berkeluarga, tua dan seterusnya. Demikian juga dari aspek yang lain, perubahan selalu menjadi tuntutan baik karena dorongan dari sisi internal kita maupun faktor eksternal yang mengharuskannya.

Atas dasar keniscayaan tersebut, manajemen sudah sepatutnya harus terus memberikan kesadaran (awareness) kepada seluruh karyawan betapa serangkaian perubahan harus diambil manajemen termasuk yang mungkin tidak terencanakan. Secara khusus, pemberian kesadaran itu dilakukan di setiap kesempatan, baik pada saat orientasi karyawan baru maupun di setiap kesempatan pertemuan (rapat, RTM, pelatihan, dsb.) dengan antara lain diberi tajuk “manajemen perubahan”.

ISO 9004:2009 1) (“Pengelolaan organisasi untuk sukses berkelanjutan”) secara khusus memberikan panduan agar organisasi dapat melewati masa-masa kedewasaan (maturity level) agar sukses berkelanjutan dapat dicapai. Standar ini memberikan panduan 5 tingkatan kedewasaan yang harus dilalui sampai pada tingkatan organisasi yang dinamakan organisasi dengan sukses berkelanjutan (sustainable organization).

OHSAS 18002:2008 2) (“Panduan implementasi OHSAS 18001:2007”) secara lebih khusus pula memberikan panduan dalam klausul 4.3.1.5 dengan judul klausul “manajemen perubahan” yang merupakan bentuk antisipasi bahwa potensi bahaya (baca : resiko, dalam konteks manajemen secara lebih luas) senantiasa berubah mengikuti pola hidup masyarakat baik lokal maupun global. Dan, manajemen perubahan, menurut standari ini, harus pula diterapkan dalam penegakan sistem manajemen.

Dari subjek “Perubahan Organisasi” RTM-12
Subjek tentang perubahan organisasi, yang merupakan “tinjauan wajib”, telah disampaikan dalam kesempatan Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) ke-12 pada Desember 2010 yang lalu. Terdapat hal baru yang diperkenalkan maupun issue lama yang coba dipertegas dalam struktur organisasi yang baru itu. Termasuk dalam hal yang baru adalah terdapatnya General Manager (GM) dan dua Assitant General Manager yang masing-masing untuk wilayah barat (Asst. GM – West Area) dan wilayah timur (Asst. GM – East Area) di dalam struktur.

Tanggung jawab area barat meliputi kinerja dari cabang-cabang : Medan, Jakarta, Cikarang, Bandung, dan Cirebon. Sedangkan untuk wilayah timur meliputi kinerja cabang-cabang : Semarang, Jepara, Solo, Yogya, Denpasar dan Mataram.

Dengan ditetapkan “pos” baru tersebut diharapkan dapat diterapkan penajaman prioritas terutama dalam menerapkan strategi penetrasi pasar di masing-masing area sesuai kekhasan dan potensinya.

Issue lama adalah menyangkut penegasan kembali tentang posisi keuangan cabang dalam kaitan pengkoordinasian dengan kepala cabang terkait serta hubungan supervisinya dengan keuangan pusat.



Wacana tentang perubahan-perubahan manajemen yang akan dilakukan di tahun 2011 juga telah disampaikan tim manajemen utamanya terkait dengan pembenahan di sisi manajemen sumber daya manusia yang secara vertikal mengharuskan adanya perubahan dan pembakuan struktur organisasi.

Get set ...
Tema RTM-12 “On your mark” yang merupakan aba-aba awal, dilanjut dengan aba-aba kedua “Get set ...” dengan ditandainya pelantikan “pejabat-pejabat” baru di lingkungan FPS Indonesia. Perubahan yang terjadi adalah sebagaimana tabel berikut ini :


Nama "Pos" Lama "Pos" Baru
Marsanto Kepala Cabang Jakarta Kacab Jakarta & Asst.GM - West Area
Husni Kepala Cabang Surabaya Kacab Surabaya & Asst.GM - East Area
Ahmad Zuher Kepala Cabang Tangerang Kepala Cabang Cikarang
Eko Sutiono Kepala Cabang Semarang Kepala Cabang Solo
Dwi Asis Budianto Kepala Cabang Solo Kepala Cabang Bandung
Moh. Nurdin Pjs.Kepala Cab. Yogya Kepala Cabang Yogyakarta
Eka Kamiadi Kepala Cabang Bandung Cargo Consultant Bandung
Wenda Wipayana Koord.CS/Doct Ekspor Kepala Cabang Tangerang
Hasto Hanarto Kepala Cabang Bandung Interlogistik Pusat
Okky Hanipradja Kepala Cabang Cikarang Manajer Konsol Intans Segara

Meskipun perubahan yang dilakukan bukanlah hal yang luar biasa, namun dalam sambutan pelantikan Pak Hendi mengharapkan bahwa orang-orang “luar biasa” yang sudah dilantik itu mampu juga membentuk tim yang luar biasa pula untuk mendukung pencapaian target khususnya di tahun 2011 mendatang bagi cabangnya masing-masing. Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya, target-target telah ditetapkan dengan rata-rata target secara keseluruhan sebesar 200%.

Pak Fentje, yang juga hadir dalam pelantikan person “baru” di lingkungan Intans Segara mengajak agar kita senantiasa memperbarui paradigma kita termasuk dalam mendefinisikan arti “jatuh” yang dengan mengutip karya John C Maxwel, artinya menjadi “jatuh ke depan (falling forward)”, bahwa selalu ada hal positif yang bisa diambil hikmahnya untuk memulai lagi (opportunity for improvement).

Pada kesempatan yang sama dalam sambutannya, Pak Iskandar berpesan pentingnya kita membekali diri menuju pribadi “sukses dan beruntung”. Beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu : lakukan hal yang terbaik, gunakan intuisi, gunakan imajinasi, fokus menjadi pemenang, sikap mental positif, dan networking atau perbanyak pertemanan.

Upacara pelantikan dilakukan di lantai 10 Graha Iska 165, Jakarta pada hari Senin tanggal 21 Februari 2011 dengan dihadiri oleh jajaran manajemen pusat.

Selanjutnya, kepada “pejabat baru” kami ucapkan selamat bertugas dan menempati pos yang baru.


(JS)

Catatan :
1) ISO 9001:2009 – Managing for the sustained succes of an organization adalah salah satu panduan dalam menerapkan ISO 9001:2008 yang merupakan keluarga Standar ISO 9000.
2) OHSAS 18002:2008 – Occupational health and safety management systems – Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007 adalah panduan utama dalam penerapan OHSAS 18001:2007 atau SMK

Thursday, February 10, 2011

MULTIMODAL TRANSPORT BL THROUGH CIKARANG DRY PORT

Cikarang Dry Port is strategically located in Jababeka Industrial Estate, which lies in the heart of the biggest manufacturing zone of West Java, as well as the country, home to a dozen Industrial Estates with more than 2.500 industrial companies, both multinationals and small and medium enterprises (SME). Approximately 200 hectares are allocated for the Dry port which is easily accessible by highway and railway system.

Cikarang Dry Port offers a one stop service for cargo handling and a logistics solution for international export and import, as well as domestic distribution. It provides integrated port and logistics services with dozens of logistics and supply chain players, such as exporters, importers, carriers, terminal operators, container freight station, bonded warehouse, transportation, third party logistics (3PL), empty container depot, as well as banks and other supporting facilities. Being the extension gate of Tanjung Priok International Port, document formalities for port clearance and customs clearance will be completed in the Cikarang Dry Port. It is like bringing port to the industrial manufacturing region, that serves both as a Port of Origin and Port of Destination.

Cikarang Dry Port is part of several programs by the government of Indonesia, among which: Customs Advance Trade System and Indonesian Logistics Blue Print, which are intended to streamline and increase country competitiveness in term of supply chain and distribution of goods. The SAFE Framework of the World Customs Organization and other International standard compliances shall be applied to enhance international trade and return value to supply chain players both in Indonesia and overseas.

Cikarang Dry Port is appointed as the firs Integrated Customs Services Zone (KPPT - Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu) with international port code "IDJBK".

Cikarang Dry Port is the suitable place for supply chain activities - bringing all parties in one place for better coordination and increased productivity.

Benefit
1. Multimodal Transport Bill of Lading.
2. Port and manufacturing in the same area.
3. State of Art Information Technology.
4. Extended gate of Tanjung Priok Port.
5. Securing & monitoring by additional electronic seal.
6. Managed risk.
7. Worldwide network.
8. Customs & Quarantine Clearance.
9. Streamline process, time and cost.

Services
Simply put "IDJBK" Port Code as Place of Receipt or Place of Delivery on Shipping instruction/booking with Maersk Line, MCC Transport and Safmarine representative around the world. Extend CFR and CIF to Cikarang Dry Port to make cargo reach the biggest industrial area in West Java and also more benefit for FOB at Cikarang Dry Port.


Source: Indonesia Shipping Gazette,February 7, 2011