Senin, 6
Agustus 2012 11:48:35
Reporter:
Harwanto Bimo Pratomo
Badan Pusat Statistik mencatat
pertumbuhan ekonomi hanya tumbuh 6,3 persen. Dengan produk domestik bruto yang
tumbuh mencapai 6,4 persen . Dengan nilai sebesar Rp 650,6 triliun atas dasar
harga konstan dan Rp 2.050,1 triliun atas dasar harga berlaku.
Kepala Badan Pusat Statistik
Suryamin mengatakan dibanding triwulan pertama terjadi kenaikan 2,8 persen.
Pertumbuhan didorong industri manufaktur besar dan sedang yang mengalami
kenaikan 3,94 persen, kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 1,97 juta orang
naik 3,61 atau 4,77 secara year on year.
"Kenaikan juga didorong
percepatan belanja pemerintah termasuk belanja modal mencapai Rp 384,5 triliun
melampaui triwulan pertama Rp 244,9 triliun dan Impor barang modal yang besar
sehingga meningkatkan investasi dalam negeri," ujarnya di kantor BPS,
Jakarta, Senin (6/8).
Selain itu, kata Suryamin,
peningkatan didorong realisasi penanaman modal dalam dan luar negeri selama
triwulan kedua naik 8 persen secara kuartal atau 24 persen secara year on year.
"Namun, terjadi perlambatan ekonomi global sehingga nilai ekspor
turun," ungkapnya.
Dia menegaskan tingginya tinggi
impor didorong impor barang modal dan bahan baku . "Impor ini mempunyai dampak ke
sektor lain yang menggunakan barang ini untuk proses produksi terlihat di
peningkatan sektor industri, pertambangan," ujarnya.
BPS mencatat naiknya konsumsi rumah
tangga didorong oleh pertumbuhan penduduk, peningkatan kredit konsumsi dan
peningkatan konsumsi barang rumah tangga, serta meningkatnya dana bantuan
sosial dari pemerintah."Konsumsi rumah tangga tumbuh 5 persen,"
katanya.